Praktek Rasis Ditunjukkan Media Internasional, Pengungsi Ukraina Jadi Prioritas, yang Kulit Berwarna Ditahan

- 3 Maret 2022, 13:17 WIB
Rasisme Terhadap Mahasiswa Afrika Warnai Penyeberangan Pengungsi di Perbatasan Ukraina, Begini Respon Nigeria
Rasisme Terhadap Mahasiswa Afrika Warnai Penyeberangan Pengungsi di Perbatasan Ukraina, Begini Respon Nigeria /Tangkap layar postingan akun Instagram @strongertogtherasone

JURNAL PALOPO - Sejumlah jurnalis dari media ternama dunia buka suara terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Mereka menyayangkan sikap Presiden Rusia, Vladimir Putin yang memutuskan melakukan operasi militer ke wilayah Ukraina.

Mereka juga membandingkan pengunsi Ukraina dengan pengungsi lainnya seperti dari Suriah, Palestina maupun wilayah konflik lainnya.

Baca Juga: Roman Abramovich Jual Chelsea, Calon Pembelinya Punya Harta 71 Triliun Rupiah

Dari suara-suara tersebut, pengungsi dari Ukraina sepertinya lebih penting untuk diselamatkan dibanding pengungsi wilayah lain.

"Kami tidak berbicara di sini tentang warga Suriah yang melarikan diri dari pemboman rezim Suriah yang didukung oleh Putin, kami berbicara tentang orang Eropa yang pergi dengan mobil yang terlihat seperti milik kami untuk menyelamatkan hidup mereka," kata Philippe Corbe dari BFM TV.

"Ini bukan tempat, dengan segala hormat, seperti Irak atau Afghanistan yang telah menyaksikan konflik berkecamuk selama beberapa dekade. Ini adalah tempat yang relatif beradab, relatif Eropa—saya juga harus memilih kata-kata itu dengan hati-hati—kota di mana Anda tidak akan mengharapkan itu, atau berharap itu akan terjadi," kata Charlie D'Agata dari CBS News.

"Terus terang, ini bukan pengungsi dari Suriah, ini adalah pengungsi dari negara tetangga Ukraina. Sejujurnya, itu adalah bagian darinya. Ini adalah orang Kristen, mereka kulit putih, mereka orang yang sangat mirip," kata Kelly Cobiella dari NBC News.

Baca Juga: David da Silva Kian Moncer di Persib Bandung, Ini Pernyataan DDS pada Rekannya

"Mereka tampak sangat mirip dengan kita. Itulah yang membuatnya sangat mengejutkan. Perang bukan lagi sesuatu yang dikunjungi penduduk miskin dan terpencil. Itu bisa terjadi pada siapa saja," tulis Daniel Hannan di The Telegraph.

"Mereka bukan orang-orang yang mencoba melarikan diri dari daerah-daerah di Timur Tengah, Afrika Utara yang masih mengalami perang besar, mereka terlihat seperti keluarga Eropa mana pun yang akan Anda tinggali di sebelahnya," Peter Dobbie dari Al Jazeera.

"Ini sangat emosional bagi saya karena saya melihat orang-orang Eropa dengan rambut pirang dan mata biru dibunuh setiap hari dengan rudal Putin dan helikopter dan roketnya." David Sakvarelidze, mantan wakil jaksa penuntut umum Ukraina dari BBC.

Ini hanyalah segelintir suara yang muncul dari beberapa saluran berita terkenal yang diakui kredibilitasnya setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: Inggris Pilih Kasih, Ukraina Dapat Bantuan Brigade Internasional, Pejuang Palestina justru Dicap Teroris

Tasneem Tayeb, jurnalis Daily Star News yang berbasis di Bangladesh mempertanyakan apakah kehidupan seorang pengungsi Suriah kurang penting daripada kehidupan seorang pengungsi Ukraina.

Mungkin itu sebabnya Polandia sekarang membuka pintunya bagi pengungsi dari Ukraina, pintu yang sama yang sebelumnya ditutup untuk pengungsi dari negara lain.

Orang mungkin akan menceritakan kisah penderitaan ribuan pengungsi non-Eropa yang terdampar di perbatasan Polandia-Belarusia selama beberapa tahun terakhir.

Banyak dari mereka tewas karena suhu turun di tengah musim dingin.

Baca Juga: Tersisa Enam Laga Liga 1, Empat Pemain Mudah Persib Bandung Tatap Piala Dunia U-20

Penderitaan para pengungsi ini mungkin tidak menarik perhatian pihak berwenang Polandia, itulah sebabnya mereka ditinggalkan di tengah kegelapan hutan dingin di perbatasan.

"Masalah #westernmedia narasi tidak terbatas pada #racism. Komentar media ini akan digunakan dimasa depan sebagai sumber informasi sejarah dan hanya akan mencerminkan perspektif Eurosentris dari peristiwa dunia saat ini," cuit Tasneem Tayeb di akun Twitter pribadinya.

Beberapa saluran berita juga mempromosikan visual orang terutama wanita yang sibuk membuat bom molotov untuk melawan para penyerang.

Narasinya penuh pujian untuk orang-orang Ukraina yang pemberani dan tangguh.

Baca Juga: Mengenal Ibnu Sina, Bapak Kedokteran Modern yang Merupakan Seorang Muslim Taat

Berbeda dengan orang kulit berwarna yang melakukan hal yang sama akan dicap teroris atau penjahat.

Menurut Tasneem Tayeb, orang-orang di Palestina, Afghanistan, Irak, Suriah dan Yaman terbunuh dengan harga yang lebih murah.

Sangat disayangkan bahwa untuk menandakan penderitaan orang Ukraina, mereka dibandingkan dengan orang-orang dari negara lain.  

Dilansir dari Aljazeera, Barlaney Mufaro Gurure, seorang mahasiswa teknik luar angkasa dari Zimbabwe bersama empat pelajar Afrika lainnya ditahan diperbatasan Ukraina saat akan keluar dari negara tersebut.

Baca Juga: Dari Perang Suriah hingga Invasi ke Ukraina, Vladimir Putin Disebut Memiliki Ciri-ciri Psikopat

Sementara untuk warga Ukraina berkulit putih, mereka akan menjadi prioritas utama dievakuasi dari wilayah konflik.

Sedangkan untuk orang-orang seperti Barlaney, butuh berjam-jam, dan tuntutan tanpa henti, sebelum mereka juga diizinkan melewati kontrol perbatasan.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Aljazeera The Daily Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah