Sebelumnya, Nicholas Burns, calon duta besar AS untuk China mengatakan bahwa pembangunan senjata nuklir Beijing, pengembangan teknologi rudal hipersonik, dan dominasi ekonomi harus menjadi perhatian Rusia.
Jumlah senjata nuklir China ini memang masih jauh dari yang dimiliki Amerika Serikat yakni sekitar 1.500 pasukan nuklir strategis yang dikerahkan.
Meskipun jumlahnya meningkat, China tampaknya tidak mungkin secara kuantitatif melampaui kekuatan nuklir AS di masa mendatang.
Namun demikian, kemampuan China merupakan ancaman besar yang tidak boleh diabaikan. Perbandingan kuantitatif persenjataan nuklir adalah cara yang relatif kasar untuk memahami risiko nuklir.
Baca Juga: Waspada Penyakit Gagal Jantung Mengancam Jiwa, Kenali Jenis dan Pengobatannya
Dalam kasus hubungan AS-Cina, ini sama sekali tidak cukup. Pembuat kebijakan AS perlu memahami strategi nuklir China.
Dalam konteks hubungan kedua negara, pembuat kebijakan harus lebih fokus pada bagaimana senjata konvensional dan strategi terkait dapat berdampak pada perhitungan nuklir antara kedua negara.***