Ceritanya ini mendapat banyak perhatian dengan tersingkapnya kekacauan di tanah airnya setelah Taliban mengambil alih kekuasaan.
Keluarga dan teman-temannya juga ingin kabur, berharap bisa bergabung dengan ribuan lainnya yang telah keluar dari negara tersebut melalui penerbangan evakuasi atau mencoba rute keluar lainnya.
Dengan ditarikmundurnya tentara Amerika, jumlah warga Afghanistan yang mencari suaka di Jerman meningkat dari awal tahun ini, melonjak lebih dari 130 persen menurut data Kantor Federal untuk Migrasi dan Pengungsi.
Meskipun kewarganegaraan ganda yang dimilikinya memungkinkan Sadaat untuk pindah ke Inggris, di mana dia telah menghabiskan lebih banyak hidupnya, dia lebih memilih pindah ke Jerman pada akhir 2020.
Baca Juga: Taliban Berkuasa, Nasib Timnas Sepakbola Putri Afghanistan Terancam
Dia mengambil kesempatan ini sebelum jalur ditutup dengan keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Dia memilih Jerman dengan harapan memperoleh perekonomian yang lebih baik untuk masa depannya, juga peran utama di sektor telekomunikasi dan TI dalam jangka panjang.
Namun, meski dengan latar belakangnya, Sadaat harus berjuang keras untuk mendapatkan pekerjaan di Jerman yang sesuai dengan pengalamannya.
Dengan gelar di bidang TI dan telekomunikasi, Sadaat berharap mendapat pekerjaan di bidang terkait. Tapi, tanpa bahasa Jerman, kesempatannya tipis.
Baca Juga: Afghanistan Alami Krisis Pangan, Taliban Hadapi Tantangan Baru