Afghanistan Alami Krisis Pangan, Taliban Hadapi Tantangan Baru

- 2 September 2021, 12:14 WIB
Ilustrasi / Afganistan krisis pangan jadi tantangan baru Taliban
Ilustrasi / Afganistan krisis pangan jadi tantangan baru Taliban /Reuters / Stringer /Jurnal Palopo

Taliban mengambil alih kekuasaan yang memaksa penarikan mundur tentara Amerika minggu ini.

Sekarang harus memerintah sebuah negara yang sangat bergantung, pada bantuan internasional dan tengah berada pada krisis ekonomi yang terus memburuk. 

Sebagai tambahan, selain kekhawatiran akan krisis pangan yang mengancam, pegawai negeri juga belum digaji selama beberapa bulan. Mata uang lokal juga kehilangan nilainya. 

Sebagian besar cadangan devisa Afghanistan berada di luar negeri, dan saat ini tengah dibekukan. 

Baca Juga: Sadis! Taliban Mutilasi Seorang Gay di Afghanistan, Pacar Ungkap Kesedihan: Kami Layak Hidup

Mohammad Sharif, seorang pegawai toko di ibukota Kabul mengatakan bahwa toko-toko dan pasar masih memiliki persediaan. Namun kekhawatiran besarnya adalah kenaikan harga pangan. 

"Jika situasi terus berlanjut seperti ini, dan tidak ada pemerintah yang mengontrol harga, maka hal itu akan membawa banyak masalah bagi penduduk lokal," jelasnya. 

Tantangan yang dihadapi Taliban dalam menghidupkan kembali ekonomi dapat memberi keuntungan bagi negara Barat.

Mereka dapat mendesak kelompok tersebut memenuhi janji, untuk membentuk pemerintahan yang inklusif dan menjamin hak wanita. 

Baca Juga: Menlu Qatar Peringatkan Isolasi Taliban, Bisa Perburuk Kondisi Afghanistan

Halaman:

Editor: Naswandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah