Muncul Virus Flu Baru yang Berpotensi Jadi Pandemi Di Tiongkok

30 Juni 2020, 08:49 WIB
Ilustrasi. /Pixabay/Lichtsammler /

JURNALPALOPO.com - Dunia sampai saat ini masih was-was akibat ancaman dari virus corona, termasuk Indonesia.

Akhir 2019 menjadi awal munculnya virus tersebut, pertama kali muncul di Tiongkok dan masih menjadi pandemi yang masih terus dilawan dibanyak negara.

Total kasus diseluruh dunia sampai saat ini 30 Juni 2020 berjumlah 10.268.786 kasus, dengan pasien yang sembuh sebanyak 5.209.809 orang.

Baca Juga: Tuntut Transparansi Anggaran Covid-19, PMII Palopo Datangi Kantor DPRD

Indonesia berada diurutan ke 28 jumlah kasus terbanyak, total sudah ada 55.092 kasus yang terkonfirmasi positif virus corona.

Dari angka tersebut, total yang sembuh ada 23.000 orang dan yang meninggal ada 2.805 orang akibat Covid-19 di Indonesia. Di dunia, angka kematian bahkan tembus diangka 504.345 korban jiwa.

Belum selesai dengan pandemi Covid-19, virus flu baru lagi-lagi ditemukan di dataran Tiongkok.

Dikutip dari laman Pikiran-Rakyat.com dengan judul Covid-19 Masih Mengancam, Virus Flu Baru yang Berpotensi Jadi Pandemi Muncul Lagi di Tiongkok, peneliti menemukan sejenis galur (strain) virus flu baru di tubuh seekor babi.

Baca Juga: Update Covid-19 Luwu Timur: 16 Sembuh, 2 Kasus Positif Bertambah

Jenis flu tersebut dinamai G4 E4 H1N1.

Ya, galur virus ini memang disebut memiliki susunan genetik yang mirip dengan Flu Babi, A/ H1N1pdm09, yang menyebar pada 2009 lalu. Namun galur ini memiliki beberapa perubahan baru.

Penemuan jenis virus flu baru ini disampaikan oleh peneliti lewat jurnal penelitian Proceedings of The National Academy of Sciences (PNAS), Senin, 29 Juni 2020 kemarin.

Dalam tulisannya, peneliti Honglei Sun dan timnya mengklaim bahwa virus ini merupakan kandidat pandemi baru setelah Covid-19.

Baca Juga: Seorang Perokok Memiliki Resiko Krisis Virus Covid-19 Hingga Tujuh Kali Lipat

Pasalnya, peneliti menyebut bahwa virus G4 EA H1N1 ini tak cuma menyebar antara babi saja, namun juga mampu menginfeksi manusia.

Virus ini dikatakan memiliki kemampuan berkembang biak di sel saluran udara manusia.

Meski belum sedarurat Covid-19, peneliti meminta agar virus G4 EA H1N1 ini mulai diawasi lebih ketat, terutama pengawasan babi dan orang-orang yang melakukan kontak dekat galur flu baru tersebut.

Apalagi, peneliti telah menemukan jejak virus ini di tubuh manusia, yakni pada orang-orang yang bekerja di peternakan atau penjagalan babi.

Baca Juga: Update Covid-19 Palopo, Satu Keluarga Dinyatakan Positif Corona

"Berdasarkan hasil pengawasan, 35 dari 338 pekerja di peternakan babi, atau sekitar 10 persen, positif terinfeksi virus G4 EA H1NI," ungkap Honglei Sun dan timnya, dikutip dari laporan penelitian PNAS.

Beda dengan Flu Babi yang sudah bisa ditangani dengan vaksin flu tahunan, galur flu baru ini disebut belum mampu diatasi dengan vaksin influenza biasa.

"Minimnya reaksi antigen di terhadap vaksin influenza menandakan bahwa imunitas populasi saat ini tak mampu melindungi diri dari virus G4," begitu isi laporan penelitian tersebut.

Oleh karenanya, peneliti meminta agar pengawasan lebih ketat mulai diterapkan untuk virus ini.

Baca Juga: Tiga Hari Beruntun, Luwu Utara Catatkan 5 Kasus Baru Positif Covid-19

"Saat ini kita terlalu menolehkan pandangan ke virus corona, dan itu memang benar. Tapi kita tak boleh mengabaikan potensial virus baru," ungkap Prof Kin-Chow Chang dari Universitas Nottingham, Inggris.***

(Penulis : Agil Hari Santoso)

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler