Maksud Hati Memberi Sanksi ke Rusia, Amerika Justru Stres Sendiri Cari Pemasok Minyak

9 Maret 2022, 20:19 WIB
Ilustrasi tambang minyak. AS mendekati Arab Saudi dan UEA untuk menutupi pasokan minyak Rusia yang telah diputus //Pixabay/David Mark

JURNAL PALOPO - Para pemimpin Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menolak panggilan telepon Presiden Amerika Serikat(AS), Joe Biden.

Menurut laporan di The Wall Street Journal, Amerika sedang mendekati kedua negara untuk meminta mereka meningkatkan ekspor minyak.

Hal ini dilakukan Amerika untuk bisa mengimbangi kenaikan harga terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: Berstatus Janda, Barbie Shu Akan Segera Menikah dengan Sang Mantan

Biden mengumumkan pada hari Selasa bahwa dia akan memutuskan semua pasokan energi Rusia sebagai sanksi terbaru dan paling keras.

Tidak mengherankan jika Amerika melakukan pendekatan antagonis terhadap Arab Saudi. 

Pasalnya, selama kampanye kepresidenan, Biden mengatakan Arab Saudi sebagai negara pariah dengan nilai penebusan sosial yang sangat sedikit di pemerintahan saat ini.

Tapi sekarang, dengan harga gas yang akan melambung di AS setelah pasokan Rusia terputus, Arab Saudi dan negara teluk lainnya jadi penting bagi AS layaknya Iran.

Baca Juga: 3 Pemain Persib Bandung Bakal Absen Jelang Laga Melawan Arema FC, Robert Alberts Siaga Satu

Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) dan Sheikh Mohammed bin Zayed al Nahyan (MBZ) dari UEA sama-sama menolak AS.

Amerika meminta pada kedua pemimpin tersebut untuk berbicara dengan Biden dalam beberapa pekan terakhir.

Arab Saudi dan UEA menjadi lebih vokal baru-baru ini dalam mengkritik kebijakan Amerika di teluk.

“Ada beberapa harapan dari panggilan telepon, tetapi itu tidak terjadi,” kata seorang pejabat AS yang bermaksud melakukan panggilan kepada MBS.

Baca Juga: Sedang Viral! Ini Makna Mendalam Lagu Bertahan Terluka dan Biodata Fabio Asher

Baik MBS maupun Sheikh Mohammed menerima telepon dari Presiden Rusia, Vladimir Putin pekan lalu menurut laporan WSJ.

Di bawah mantan Presiden Donald Trump, hubungan antara AS dan Saudi berkembang pesat.

Sementara UEA menormalkan hubungan dengan Israel yang ditengahi oleh pemerintahan Trump.

Pergeseran geopolitik di Timur Tengah dilandasi dengan mengadu domba Iran sebagai musuh bersama negara-negara Teluk, AS dan Israel.

Baca Juga: Lirik Lagu Bertahan Terluka dari Fabio Asher, Bikin Baper dan Candu

Di pemerintahan Biden, AS malah mendesak untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan Iran.

AS juga telah menghapus Houthi yang didukung Iran dari daftar teror negara. Selain Saudi, UEA juga menjadi sasaran Houthi dalam beberapa pekan terakhir.

Sekarang, AS mengemis kepada Arab Saudi dan UEA untuk menebus hilangnya pasokan Rusia.

Namun, kedua negara menolak untuk memompa lebih banyak minyak dan malah akan tetap mengikuti protokol OPEC.

Baca Juga: 6 Wasit Bertugas dalam Laga Persib Bandung vs Arema FC, Ini Tugas dan Alasannya

Duta Besar UEA untuk AS Yousef Al Otaiba mengakui bahwa hubungan negaranya dengan Amerika tegang.

"Hari ini, kami akan menjalani tes stres, tetapi saya yakin kami akan keluar dari situ dan mencapai tempat yang lebih baik,” kata Yousef.

Pemimpin Saudi dan Emirat menolak panggilan telepon Biden karena AS melarang impor energi Rusia.

Dalam upayanya untuk mengimpor minyak, AS juga telah menghubungi Venezuela, anggota OPEC lainnya dan sekutu Rusia.

Baca Juga: Persib Bandung Target Kemenangan Atas Arema FC, Robert Alberts Siap Kejar Bali United

Sementara itu, Sekretaris Jenderal OPEC, Mohammed Barkindo mengatakan bahwa ekspor minyak Rusia tidak dapat diganti.

“Tidak ada kapasitas di dunia yang bisa menggantikan 7 juta barel per hari,” katanya.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: All Arab News

Tags

Terkini

Terpopuler