JURNAL PALOPO - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Alexander Grushko mengatakan ada ancaman bentrokan langsung antara Rusia dan Aliansi Atlantik Utara.
"Risiko tentu saja muncul, dan kami tentu saja khawatir tentang pasokan senjata, semua ini sangat berbahaya," kata Grushko dilansir dari Ria Novosti.
Menurutnya, tidak ada jaminan terkait pengecualian insiden lanjutan, tetapi itu akan menjadi kunci bagi Rusia dalam jangka panjang.
Baca Juga: Bali United Menang Atas Persela Lamongan, Pelatih Teco Sayangkan Hal Ini
Grushko juga menegaskan bahwa Rusia akan terus menuntut jaminan hukum untuk tidak memperluas aliansi NATO ke Timur.
Bahkan menurut Grushko tidak menutup kemungkinan bahwa percepatan masuknya Ukraina ke dalam NATO akan merugikan Uni Eropa.
Bentrokan Rusia dengan NATO sangat mungkin terjadi setelah negara-negara aliansi memasok persenjataan ke Ukraina.
Padahal sebelumnya, NATO menyatakan bahwa mereka tidak akan menggunakan kekuatan militer untuk menyelesaikan masalah Ukraina.
Kanselir Jerman Olaf Scholz juga sempat menyatakan ketidakmungkinan intervensi NATO dalam situasi di Ukraina.
Grushko juga mencela Barat karena mencoba membangun tirai besi yang akan memagari Rusia dari dunia luar.
“Kehidupan nyata menunjukkan bahwa Rusia tidak akan terisolasi,” kata Grushko.
Sementara itu, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendukung resolusi penghentian invasi Rusia ke Ukraina.
Baca Juga: Dikira Pasukan Chechnya, Warga Israel Ditembak Mati di Perbatasan Ukraina-Moldova
Anggota PBB memberikan suara 141 banding 5 untuk mengutuk operasi militer khusus, Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina.
Dalam sidang tersebut, 34 negara termasuk China dan India abstain, tetapi tetap menyatakan keprihatinan tentang serangan terhadap fasilitas dan korban sipil.
Meski resolusi majelis umum dapat mengirim pesan tentang posisi para pemimpin dunia, mereka tidak memiliki kekuatan mengikat, tidak seperti resolusi dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB.
Rusia, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan, memveto resolusi Dewan Keamanan bulan lalu yang mengharuskannya mundur dari Ukraina.
Baca Juga: BNN Palopo Bongkar Peredaran Narkotika, 2 Tersangka Diringkus dengan Ratusan Gram Shabu
Moskow, Belarus, Korea Utara, Suriah dan Eritrea mengutuk resolusi tersebut sebagai sinyal munafik dari Barat.***