Regulator Rusia Larang Pakai Kata 'Invasi' hingga Batasi Penggunaan Medsos, Facebook Bereaksi

26 Februari 2022, 18:23 WIB
Regulator Rusia melarang media menggunakan kata 'invasi' dan membatasi penggunaan Facebook. /Kolase

JURNAL PALOPO - Regulator komunikasi Rusia, Roskomnadzor pada hari Sabtu mendesak media untuk tidak menggunakan kata 'invasi', 'serangan', dan 'deklarasi perang'.

Dalam sebuah pernyataan, Roskomnadzor menuduh sejumlah media independen termasuk termasuk dari dalam negeri menggunakan kata tersebut.

Menurut Roskomnadzor, media menggunakan kata itu untuk menggambarkan informasi yang tidak benar tentang yang terjadi di kota-kota Ukraina.

Baca Juga: Klasemen Liga 1 2021 Pekan 27: Persib Bandung Gagal Lengser Arema FC, Bali United Kokoh

Sementara itu, puluhan negara akan menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Rusia akibat dari kelakuan mereka kepada Ukraina.

Tidak hanya negara, raksasa media sosial, Facebook juga akan memberikan sanksi kepada Rusia.

Pada Jumat waktu setempat, Facebook mengumumkan bahwa mereka akan melarang media pemerintah Rusia mengiklankan atau memonetisasi konten mereka di jaringan media sosial.

Nathaniel Gleicher, kepala kebijakan keamanan Facebook, mengungkapkan dalam sebuah pernyataan akan keputusan tersebut.

Baca Juga: Bali United Puncaki Klasemen Liga 1, Abduh Lestaluhu: Saya Ingin Meraih Gelar Juara

“Kami juga terus menerapkan label ke media pemerintah Rusia tambahan. Perubahan ini sudah mulai bergulir dan akan berlanjut hingga akhir pekan,” katanya.

Roskomnadzor dalam pernyataannya akan membatasi akses ke Facebook di negaranya.

Keputusan Roskomnadzor itu dikeluarkan setelah Moskow menuduh Facebook dan perusahaan induknya Meta melanggar dasar hak asasi manusia dan hukum Rusia dengan menyensor organisasi media Rusia.

Pengumuman itu dibuat setelah empat organisasi berita Rusia, termasuk RIA Novosti, memiliki akses terbatas ke Facebook.

Baca Juga: Ditahan Imbang PSM, Pelatih Bhayangkara Salahkan Wasit yang Langsung Dipatahkan Joop Gall

Roskomnadzor mengatakan Facebook telah menyensor media Rusia sebanyak 23 kali sejak Oktober 2020.

Wakil presiden urusan global Facebook, Nick Clegg mengecam keputusan Moskow dalam sebuah pernyataan. 

Dia menambahkan bahwa perusahaannya ingin orang Rusia menggunakan Facebook, Instagram, Messenger, dan WhatsApp untuk membuat suara mereka didengar saat bertindak.

Konflik di Ukraina pecah minggu ini setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus yang bertujuan untuk demiliterisasi dan denazifikasi negara tersebut. 

Baca Juga: Arema Turun Tahta, Bali United Ambil Alih Puncak, Robert Alberts Sindir Serdadu Tridatu

Moskow mengklaim aksi militer adalah tindakan yang diperlukan untuk melindungi Republik Rakyat Lugansk dan Donetsk di Donbass.

Rusia mengambil tindakan kedua wilayah itu meminta bantuan militer Rusia melawan agresi Ukraina.

Sementara Kyiv menuduh Moskow melakukan serangan tanpa alasan di negara itu.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: RT Kyivpost.com

Tags

Terkini

Terpopuler