25 Orang Tewas Dalam Baku Tembak Polisi dengan Pengedar Narkoba di Rio De Janeiro

7 Mei 2021, 10:03 WIB
sebanyak 25 orang tewas dalam baku tembak polisi dengan pengedar narkoba di Rio de Janeiro. /Reuters

JURNAL PALOPO - Kejadian baku tembak antara pengedar narkoba dan polisi di Rio De Janeiro pada Kamis, menelan korban jiwa. Setidaknya 25 orang tewas dalam serangan polisi mematikan di negara bagian itu.

Saat penggerebekan lingkungan orang-orang miskin Jacarezinho, mereka mencoba melarikan diri melintasi atap ketika polisi tiba dengan kendaraan lapis baja dan helikopter terbang di atas kepala.

Baku tembak tersebut memaksa warga untuk berlindung di rumah mereka.

Baca Juga: Semakin Tak Sabar,‘Hospital Playlist’ Rilis Poster Terbaru Bertema Nostalgia di Season 2

Para korban termasuk seorang petugas polisi dan sisanya diduga anggota geng narkoba.

Di antara yang tewas adalah para pemimpin geng perdagangan narkoba yang mendominasi kehidupan di daerah kumuh. Setidaknya 10 tersangka ditangkap, kata polisi, yang dilansir Jurnal Palopo dari Reuters.

Itu adalah operasi polisi tunggal paling mematikan dalam 16 tahun di negara bagian Rio yang telah menderita selama beberapa dekade akibat kekerasan terkait narkoba di lingkungan miskin yang dikenal sebagai favelas.

Serangan tahun 2005 di Baixada Fluminense di pinggiran utara Rio yang penuh kekerasan menewaskan 29 orang.

Baca Juga: Tips Sederhana Bahagiakan Orang Tua, Nomor 7 Sering Dilupakan

"Ini adalah salah satu korban tewas terbesar dalam operasi polisi di Rio, melebihi 19 orang di kawasan kumuh Complexo do Alemão tahun 2007, kecuali kami tidak kehilangan satu pun dari kami saat itu," kata kepala polisi Ronaldo Oliveira kepada Reuters

Human Rights Watch (HRW) mengatakan bahwa jaksa Rio de Janeiro memiliki kewajiban konstitusional untuk mengawasi polisi dan melakukan investigasi kriminal atas pelanggaran polisi. Itu menyerukan penyelidikan menyeluruh dan independen atas kematian.

Menurut HRW, polisi Rio membunuh 453 orang dan setidaknya empat petugas polisi tewas dalam tindakan polisi selama tiga bulan pertama tahun ini, meskipun ada putusan Mahkamah Agung yang melarang operasi di komunitas selama pandemi COVID-19 kecuali dalam 'kasus yang benar-benar luar biasa.'

Polisi mengatakan selain perdagangan narkoba, geng tersebut juga merampok truk kargo dan mengangkat kereta komuter untuk mencuri penumpang.

Baca Juga: Kepribadian Wanita Beralis Tebal, Sosok Tegas Namun Sulit Percaya Orang Lain

Peluru yang ditembakkan selama baku tembak menghantam sebuah gerbong kereta ringan dan dua penumpang terluka oleh pecahan kaca dari jendela yang pecah, kata petugas pemadam kebakaran.

Tiga polisi terkena tembakan dan satu meninggal karena luka di kepala di rumah sakit dalam kejadian itu.

Polisi menunjukkan gudang senjata yang disita pada konferensi pers, enam senapan serbu, 15 pistol, satu senapan mesin, 14 granat dan satu butir amunisi artileri.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Tags

Terkini

Terpopuler