JURNAL PALOPO - Setiap pria memiliki kunci kebahagiaan, jika seorang wanita menemukannya, dia akan memiliki hatinya selamanya.
Untuk itu banyak wanita bingung dan mencari cara demi membahagiakan pasangannya. Karena hal tersebut akan membuat pria nyaman.
Terlebih saat wanita sudah membina rumah tangga, cara terbaik untuk menjaga hubungan pernikahan yakni saling membahagiakan satu sama lain.
Baca Juga: Tips Merawat Bayi Baru Lahir, Mama Muda Wajib Tahu Agar Tidak Salah Kaprah
Terkhusus bagi pria yang berharap kebahagiaan di dalam rumahtangganya.
Gulir ke bawah jika ingin mengetahui cara membahagiakan suami. Sosiolog menyarankan wanita untuk melakukan hal berikut.
- Mengenakan pakaian favoritnya
Menurut psikiater, otak pria lebih responsif terhadap rangsangan visual khususnya jika sesuai dengan selera dan keinginannya.
Pilih pakaian yang paling disukainya, sehingga dia merasa Anda berusaha menyenangkannya.
- Perhatikan perasaannya
Anda harus memperhitungkan dan menghormati perasaan suami saat dia tidak ada di hadapan Anda, karena ini adalah perilaku terpenting yang membuat suami bahagia.
Menghargai perasaan pasangan adalah perilaku yang mencegah orang lain untuk mengeksploitasi. setiap upaya untuk merusak hubungan satu sama lain.
- Kecemburuan yang waras
Seorang pria perlu merasakan perhatian istrinya dari waktu ke waktu untuk membuktikan kepadanya bahwa kegemaran istrinya dalam tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya.
Seperti mengurus urusan rumah tangga, membesarkan anak-anaknya, atau pekerjaannya tidak akan menyurutkan perhatiannya untuk memperhatikan.
Salah satu manifestasi dari kekhawatiran ini adalah kecemburuan asalkan itu wajar dan tidak berlebihan, sehingga tidak berubah menjadi kecemburuan patologis yang dengannya suami merasa istrinya telah kehilangan kepercayaan cintanya padanya.
- Memperkirakan keadaannya
Wanita bijak yang digambarkan autentik seharusnya menghargai kondisi fisik dan psikis suaminya tanpa menuduhnya gagal dalam hal apa pun, memberikan dukungan penuh dan mendorongnya untuk terus maju, meski hanya sebatas bicara.***