Ketidak sesuaian itu menjadi tanda bahwa kita perlu terus belajar untuk konsisten akan hidup kita. Ini pilihan yang mengandung konsekuensi kita mau terus menerus belajar.
Sebagai manusia Kristiani, kita diingatkan untuk mempunyai satu kesatuan diri antara warta dan kerja. Integritas diri sebagai orang Kristen menjadi perjuangan yang terus menerus ditengah berbagai tandangan dunia saat ini.
Baca Juga: Sangarnya Pertahanan PSBS Biak, Punya Pemain Berpengelaman di Liga Thailand, Liga 1 Makin Realistis
Kita mewartakan sabda Tuhan yang baik, maka sudah semestinya kita juga menolak berbagai bentuk korupsi yang ditawarkan pada kita.
Tidak jarang kita berdalih, karena dilakukan banyak orang, maka saya mau tidak mau juga ikut arus. Apakah kita pernah sampai pada titik ‘demi nama baptis yang ada pada saya, maka saya menolak ikut arus’?
Karena berkaitan dengan kemanusiaan kita, mungkin saja hal itu tidak mudah. Tidak jarang kita masih menjadi Kristen yang permisif.
Baca Juga: PSCS Cimahi Datangkan Tembok Tangguh, Punya Pengalaman di Liga 1 Bersama PSM Makassar
Maka sabda Tuhan hari ini menjadi kritik untuk kita terus menerus. Sebenarnya kritik yang pedas, tajam dan menusuk. Apakah kita masih mau seperti orang Farisi dan Ahli Taurat yang dikritik Yesus?
Dalam segalanya, mari kita belajar untuk tulus tanpa modus, mengarahkan diri pada yang kudus. Tuhan memberkati.
Doa Penutup