Kisah Liturgi Katolik Senin 21 Agustus 2023 : Santo Paus Pius X, Paus dan Pengaku Iman

- 20 Agustus 2023, 11:00 WIB
Ilustrasi Kisah Liturgi Katolik Senin 21 Agustus 2023 : Santo Paus Pius X, Paus dan Pengaku Iman.
Ilustrasi Kisah Liturgi Katolik Senin 21 Agustus 2023 : Santo Paus Pius X, Paus dan Pengaku Iman. /lininha_bs/Pixabay

JURNALPALOPO.COM - Kami kembali membagikan kisah Liturgi Katolik Senin 21 Agustus 2023.

Dalam kisah Liturgi Katolik Senin 21 Agustus 2023 kali ini adalah Santo Paus Pius X, Paus dan Pengaku Iman.

Berikut kisah Liturgi Katolik Senin 21 Agustus 2023 : Santo Paus Pius X, Paus dan Pengaku Iman.

Baca Juga: Renungan dan Doa Harian Liturgi Katolik Senin 21 Agustus 2023 : Yesus Tunjukkan untuk Hidup Kekal

Santo Paus Pius X, Paus dan Pengaku Iman

Guiseppe Melchiore Sarto-demikian nama Paus Pius X-lahir di Reise, Treviso, Italia pada tanggal 2 Juni 1835. Anak kedua dari 10 bersauadara ini lahir dalam suasana kemiskinan sebuah keluarga petani sederhana. Pendidikan dasar ditempuhnya di Reise dan Castelfranco, Italia. Pada tahun 1858, ia menempuh pendidikan imam di Seminari Padua, Italia hingga ditabhiskan menjadi imam pada tanggal 18 September 1858.

Karier imamatnya dimulai di Paroki Tambolo, Italia sebagai pastor kepala. Setelah 9 tahun mengabdi di Tambolo, ia dipindahkan ke Paroki Salzano. Umat senang sekali padanya karena kesalehannya, kefasihannya berbicara dan kegiatan-kegiatan pastoralnya. Karena kesalehan dan kemampuannya, ia diangkat sebagai imam kanonik di gereja Katedral Treviso pada tahun 1875. Tak lama kemudian ia ditunjuk sebagai pembimbing rohani, pengajar dan rektor di Seminari Treviso. Di Treviso karier Sarto benar-benar meningkat.

Semuanya itu perlahan-lahan menghantarkannya ke atas jenjang imamat tertinggi sebagai Uskup. Oleh Paus Leo XIII, Sarto diangkat menjadi Uskup di dioses Mantua, Italia pada tahun 1884. Kondisi dioses Mantua kacau balau ketika Sarto menduduki tahkta keuskupan. Pendidikan seminari sudah ditutup lebih dari 10 tahun karena situasi politik yang tidak menentu; banyak paroki mengalami kekosongan kepemimpinan pastor; kaum buruh semakin tidak menghiraukan hidup imannya karena pengaruh sosialisme; kaum intelektual sudah termakan pengaruh liberalisme; aliran Freemansory terus giat menyebarkan ajarannya, dan dimana-mana muncul semangat antiklerikalisme. Uskup Sarto yang saleh ini dengan tenang dan berani menghadapi masalah-masalah ini. Dengan sangat berani, ia membuka kembali pendidikan Seminari dan meneguhkan imam-imamnya agar dengan tekun melayani umat di parokinya masing-masing. Uskup Sarto pun tak kenal lelah mengadakan kunjungan pastoral ke semua paroki untuk mengenal dari dekat situasi umatnya. Di mana-mana ia berkhotbah dan berjuang mengembalikan umatnya kepada penghayatan iman yang benar.

Kunjungan pastoralnya itu menggerakkan dia untuk mengadakan suatu sinode di Mantua. Sinode itu diselenggarakan pada tahun 1888 dan berhasil merumuskan sebuah pedoman kerja dioses yang baru untuk membangkitkan kembali kehidupan rohani umat seluruh dioses. Tuhan ternyata memberkati karya Uskup Sarto. Di seluruh dioses, lahirlah kembali suatu semangat baru untuk menghayati iman Kristiani. Antara Negara dan Gereja terjalin suatu hubungan yang baik; pengajaran katekismus bagi orang dewasa dan anak-anak digalakkan di seluruh dioses; perkawinan Katolik ditegakkan kembali dan anak-anak sudah bisa menerima komuni pertama sejak masa remajanya.

Halaman:

Editor: Eko Prasetyo

Sumber: Iman Katolik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah