Kisah Liturgi Katolik Rabu 16 Agustus 2023 : Santo Benediktus Yoseph Labre, Pengaku Iman, Santo Stefenus, Raja

- 15 Agustus 2023, 08:52 WIB
Ilustrasi kisah Liturgi Katolik Rabu 16 Agustus 2023 : Santo Benediktus Yoseph Labre, Pengaku Iman, Santo Stefenus, Raja Hungaria.
Ilustrasi kisah Liturgi Katolik Rabu 16 Agustus 2023 : Santo Benediktus Yoseph Labre, Pengaku Iman, Santo Stefenus, Raja Hungaria. /J F/Pixabay

Ia disenangi rakyatnya karena selalu memperhatikan kepentingan mereka. Setelah kedudukan dan kuasanya tidak lagi dirongrong oleh para lawannya, ia mulai memusatkan perhatian pada kemajuan Gereja dan pewartaan Injil di seluruh wilayah kerajaan. Upacara-upacara kekafiran perlahan-lahan diganti upacara-upacara iman Kristiani. Hari minggu diumumkan sebagai hari yang khusus untuk Tuhan. Orang tidak boleh bekerja.

Baca Juga: Pertikaian Berujung Saling Lapor, Polres Palopo Berlakukan Restorative Justice karena Alasan ini

Untuk mendukung usahanya itu, ia berusaha mendirikan banyak gereja dan biara yang kelak menjadi pusat kebudayaan Hungaria. Ia mengutus beberapa pembantu dekatnya kepada Sri Paus Silvester II (999-1003) untuk meminta tenaga-tenaga imam dan memohon agar kiranya Sri Paus mengurapinya menjadi Raja Hungaria. Sri Paus dengan senang hati mengabulkan dua permohonan itu.

Pembentukan Kerajaan Hungaria sebagai suatu Kerjaan Kristen yang berdaulat dan merdeka merupakan jasa terbesar dari Stefanus.

Seluruh negeri dipersembahkan kepada perlindungan Santa Perawan Maria. Stefanus sendiri terus memohon kepada Tuhan umur yang panjang dan jangan dulu mati sebelum seluruh negerinya dikristenkan. Penghormatannya kepada Santa Perawan Maria diabadikan dengan mendirikan sebuah gereja yang luas dan indah, gereja Santa Perawan Maria.

Baca Juga: Sambut HUT ke-75, Polwan Polres Palopo Sambangi Sekolah Tekankan 3 Poin Penting

Puteranya, Santo Emerikus, dididiknya dengan sungguh-sungguh mengikuti tata cara Kristiani karena ia berharap bahwa kelak ia dapat menggantikannya sebagai raja. Namun sayang, maut terlalu cepat datang menjemput dia. Emerikus mati dalam suatu kecelakaan tak terduga ketika sedang berburu. Kematian Emerikus menimbulkan penderitaan batin yang luar biasa bagi Stefanus.

Hilanglah segala harapannya akan Emerikus sebagai penggantinya. Diantara kaum kerabatnya timbullah percekcokan tentang siapa yang pantas menggantikannya kelak bila dia meninggal. Sehubungan dengan itu, Stefanus mendesak para pembantunya agar mereka tetap adil dan jujur serta taat kepada undang-undang kerajaan dan kepada Sri Paus di Roma. Raja yang suci ini meninggal dunia pada tanggal 15 Agustus 1038. Bersama puteranya Emerikus, Stefanus dihormati Gereja sebagai orang Kudus. ***

Halaman:

Editor: Eko Prasetyo

Sumber: Iman Katolik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah