Network
Lain halnya ketika shalat telah berlangsung. Buya Yahya mengatakan jika di pertegahan shalat terasa ingin kentut, maka itu bisa ditahan atau dikeluarkan.
Kata Buya, jika kentut sudah ingin keluar tetapi masih bisa ditahan sementara, maka lakukan mufaraqah, atau menyelesaikan shalat sendiri tanpa mengikuti imam jika berjamah.
Tetapi jika kentut sudah tidak bisa ditahan, Buya Yahya mengatakan sebaiknya shalat tersebut dibatalkan.
Jika seseorang menahan kentut dan selama kentut itu tidak keluar, maka shalatnya tidak batal, tetapi ia sudah tidak khusyuk.
Oleh karena itu, menahan dikatakan makruh karena menyebabkan tidak khusyuk.***
