Kurangnya Pemasokan Membuat Korea Menghapus Tarif Produk Telur Impor

- 20 Januari 2021, 12:51 WIB
Ilustrasi Telur
Ilustrasi Telur /Pikiran Rakyat/

JURNALPALOPO - Kementerian Pertanian Korea, Rabu, mengatakan pihaknya berencana untuk sementara menghapus tarif atas produk telur impor untuk mengatasi kekurangan pasokan yang dipicu oleh wabah flu burung yang sangat patogen di sini.

Langkah tersebut, yang akan diselesaikan minggu depan, akan memungkinkan perusahaan lokal untuk mengimpor hingga 50.000 ton telur segar dan tujuh jenis produk telur lainnya tanpa tarif hingga akhir Juni, menurut Kementerian Pertanian, Makanan dan pedesaan. 

Ini menandai penurunan tajam dari tarif saat ini sebesar 8-30 persen untuk produk telur impor.

Baca Juga: Catat Tanggalnya! Film Baru yang akan Keluar pada Tahun 2021, F9 Rilis Mei Mendatang [Part 2]

Baca Juga: Tes Psikologi: Cara Anda Berpegangan Tangan dengan Pasangan Bisa Memberi Tahu Tentang Hubunganmu

Baca Juga: Usai Dibubarkan, Eks Member GOT7 Jackson akan Bergabung Sublime Artist Agency

Pada 2017, Korea Selatan untuk sementara mencabut tarif produk telur setelah wabah flu burung terparah.

Langkah terbaru ini merupakan bagian dari upaya Korea Selatan untuk mengatasi kekurangan pasokan telur menyusul penyebaran virus flu burung jenis H5N8, yang telah merusak peternakan ayam di seluruh negeri sejak November. 

Impor telur yang direncanakan dimaksudkan untuk menstabilkan harga telur menjelang liburan Tahun Baru Imlek, yang berlangsung dari 11 hingga 14 Februari. 

Harga telur konsumen melonjak 22,4 persen pada Rabu dibandingkan dengan rata-rata per tahun. 

Baca Juga: Wendy Red Velvet Tampil Cute dengan Potongan Rambut Shaming atau Bob Hush

Baca Juga: Tes Kepribadian: Lipat Tangan dan Ketahui Karakter Tersembunyi Anda

Baca Juga: Wajib Waspada, Ini 3 Sesar Aktif yang Berada di Sulawesi Selatan

Petugas karantina Korea Selatan sejauh ini telah menyembelih hampir 20 juta unggas untuk mencegah penyebaran flu burung.

Sebuah tindakan yang telah mengurangi pasokan telur negara itu sebesar 11 persen per tahun.

Permintaan telur meningkat sebagian karena orang-orang mengonsumsi lebih banyak dari rumah mereka di tengah pandemi COVID-19.

Sementara itu, pasokan daging ayam dan bebek stabil, meskipun harga mereka masing-masing naik 8,5 persen dan 15,1 persen, karena pasar tetap mengkhawatirkan penyebaran virus lebih lanjut.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Korean Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x