Data Positif Ekonomi di Tiga Benua Mendorong Harga Minyak Global Naik

4 Agustus 2020, 07:58 WIB
Ilustrasi tambang minyak. //Pixabay/David Mark

JURNALPALOPO.COM - Data ekonomi dari Amerika Serikat, Eropa, dan Asia mendorong harga minyak global naik lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB).

Tetapi para investor masih khawatir terhadap meningkatnya kasus COVID-19 secara global dan kelebihan pasokan ketika OPEC mulai mengangkat pengurangan pasokan.

Untuk pengiriman Oktober, minyak mentah berjangka Brent naik 63 sen atau 1,5 persen, dan ditutup pada 44,15 dolar AS per barel.

Baca Juga: Peserta SKB Kabupaten Luwu Diminta Segera Menentukan Lokasi Tes Masing-masing

Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) bertambah 74 sen atau 1,8 persen, dan berakhir pada 41,01 dolar AS per barel.

Menurut lembaga riset Institute for Supply Management (ISM), selama hampir satu setengah tahun, aktivitas manufaktur AS menginjak level tertinggi pada juli, karena pesanan meningkat di tengah terjadinya kebangkitan infeksi baru COVID-19.

Hasil positif juga terjadi pada aktivitas manufaktur di eropa yang pada bulan lalu meningkat untuk pertama kalinya sejak awal 2019, diikuti data manufaktur positif di Asia yang juga mendorong harga minyak.

Dikutip dari Antara, John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York mengatakan Sektor industri bangkit kembali dan itu menandakan baik untuk permintaan (minyak) ke depan.

Baca Juga: Pasca Banjir Bandang, Progres Pembersihan Kota Masamba Capai 65 Persen

Namun, disisi lain, para investor masih terus khawatir tentang pemulihan ekonomi ketika kasus-kasus virus corona meningkat. Dengan jumlah infeksi yang diketahui mencapai hampir 18 juta secara global.

Hal ini membuat banyak negara-negara memberlakukan pembatasan baru atau memperluas pembatasan yang ada dalam upaya untuk mengendalikan pandemi.

Prospek kelebihan pasokan juga membebani harga minyak ketika Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, bersiap untuk melonggarkan pengurangan pasokan minyak sementara produksi serpih AS mulai meningkat.

"Saya pikir pertanyaannya akan tetap, ketika OPEC mengurangi pemotongan produksi mereka, apakah kita akan terus melihat persediaan minyak di seluruh dunia menurun," kata Andy Lipow atau Lipow Oil Associates.

Baca Juga: Beri Harapan Hidup Bagi Korban Banjir Luwu Utara, Alumni SMANSA Palopo Angkatan 17 Salurkan Bantuan

Anggota OPEC+ telah memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) sejak Mei. Bulan ini, pemotongan akan meruncing menjadi 7,7 juta barel per hari hingga Desember.

Produksi minyak dan gas Rusia meningkat menjadi 9,8 juta barel per hari selama 1-2 Agustus, dari 9,37 juta barel per hari pada Juli.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler