JURNAL PALOPO - Penduduk bumi di belahan utara dan selatan telah lama disuguhi tampilan spektakuler dari cahaya utara atau biasa disebut aurora.
Tetapi tahukah kalian jika 41.000 tahun yang lalu, anomali seperti aurora pernah terjadi di daerah sekitar khatulistiwa.
Peristiwa ini disebut Laschamp, merupakan gangguan geomagnetik yang menyebabkan aurora muncul di dekat khatulistiwa.
Baca Juga: Moncer Bersama Persis Solo di Liga 2 Indonesia, Persib Bandung Bidik Ferdinand Sinaga
Medan magnet bumi telah dimiringkan, mengurangi tarikan magnet kutub utara dan selatan menjadi lebih kecil dari intensitas sebelumnya.
Peristiwa yang telah dikaitkan dengan itu termasuk badai listrik, angin matahari yang membentuk aurora, udara Arktik mencapai Amerika, dan peningkatan lapisan es dan gletser serta perubahan drastis dalam pola cuaca.
Selama periode ini, Bumi menjadi sasaran radiasi UV dalam jumlah besar.
Megafauna dan Neanderthal mungkin telah punah pada periode yang sama ketika manusia modern mencari perlindungan di gua.
Baca Juga: Persita Resmi Depak Adam Mitter, Persiraja Kembali Buka Peluang
Science Alert mengklaim bahwa intensitas magnetosfer selama peristiwa Laschamp anjlok hingga hampir 4 persen dari level saat ini dan miring ke samping.
Studi di masa lalu memproyeksikan bahwa magnetosfer menghilang sepenuhnya di siang hari bumi.
Untuk menguji ide ini, para peneliti mengumpulkan data dari simulasi interaksi antara magnetosfer dan angin matahari.
Kemudian memasukkan temuan tersebut ke model yang menghitung lokasi, bentuk, dan kekuatan aurora di masa lalu dengan memeriksa tekanan ion, kepadatan, dan suhu.
Mereka menentukan bahwa magnetosfer berkurang sekitar 3,8 kali radius bumi selama peristiwa Laschamp dan tidak pernah hilang sama sekali.
Ini mempengaruhi kutub yang sebelumnya diposisikan di utara dan selatan untuk pindah ke garis lintang khatulistiwa, dan begitu pula aurora.
Kekuatan medan magnet bumi baru pulih seperti semula setelah 1.300 tahun.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa era peristiwa Laschamp mungkin berdampak pada perubahan atmosfer yang mengubah kelayakhunian di bumi prasejarah.
Baca Juga: Babak Baru, Doddy Sudrajat Gandeng Sunan Kalijaga Siap Lapor Polisi
Ada kemungkinan peristiwa Laschamp dilihat oleh orang Australia pertama kali.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Quaternary Geochronology, para peneliti menggabungkan penanggalan radiometrik, geomagnetik, dan iklim pada catatan sedimen 270-ka dari Danau Selina, Tasmania.
Penelitian ini menemukan bahwa orang Australia paling awal mungkin telah melihat peristiwa Laschamp lebih dari 41.000 tahun yang lalu.
Menurut Science Daily, para peneliti menggali inti berusia 270.000 tahun dari danau Tasmania dan mengidentifikasi catatan peristiwa Laschamp.
Baca Juga: Live Streaming Piala AFF 2020, Indonesia hanya Butuh 1-0 Untuk Maju ke Babak Final, Ayo Garuda
Peneliti menegaskan bahwa ini merupakan penelitian pertama sejak tahun 1980-an.
Mereka mengintegrasikan penanggalan radiometrik, geomagnetik, dan iklim untuk mengungkap fakta yang tersimpan di inti.
Mereka menentukan bahwa manusia purba yang tinggal di Tasmania mungkin telah menyaksikan aurora yang menakjubkan ketika medan magnet bumi miring ketika utara berada di selatan, dan selatan di utara.***