Bahkan Arfail menyebutkan jika saat ini ada sekitar 100 ekor sapi, yang telah siap dikalungkan alat potong.
"Ya ada 100 pak, datangnya dari NTT pulau Sumbawa dan Ambon, semua sehat dan telah diperiksa,"kata Arfail saat dimintai keterangan.
Untuk harga sendiri, nilai yang dipatok pengusaha rumah potong itu relatih terjangkau, walau alami peningkatan.
"Untuk harga mulai dari 11 sampai 17 juta perekor,"lanjutnya.
Baca Juga: Peringati HUT Bhayangkara ke-76, Pangdam Hasuddin XIV Bersepeda dengan Kepala Syahbandar Kota Palopo
Untuk meminimalisir wabah PMK tersebut, Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan Kota Palopo rutin melakukan pemeriksaan ketat agar kualitas daging hewan calon kurban tetap terjaga.
Menurut Dokter Burhanuddin, hingga saat ini Kota Palopo terbilang masih bebas dari PMK.
Namun demikian tidak adanya riwayat PMK, justru membuat pihaknya semakin gencar melakukan pengecekan.
"Kami juga telah memberikan panduan kepada para pelaku usaha dan RPH jika memang ada yang menunjukkan gejala klinis PMK untuk segera menghubungi kami,"beber Kabid Kesehatan Hewan dan Penyakit Veteliner.
Baca Juga: Dibatasi Ruang Geraknya di Pemerintahan Kota Palopo, Rahmat Masri Bandaso: Saya Kecewa!
Wabah PMK memang menjadi momok menakutkan bagi peternak hewan kurban saat ini. Untuk itu dr. Burhanuddin dan kolega selalu rutin pengecekan utamanya hewan kurban yang berasal dari Luar Kota Palopo.***