Cerita Apriyani yang Hanya Modal Raket Kayu dari Ayah Hingga Menjadi Putri Terbaik Indonesia

- 3 Agustus 2021, 18:54 WIB
Apriyani Rahayu yang awalnya bermodalkan raket kayu buatan ayahnya hingga menjadi juara dunia.
Apriyani Rahayu yang awalnya bermodalkan raket kayu buatan ayahnya hingga menjadi juara dunia. /Instagram/@r.aprianig

Apriyani Rahayu, atlet bulu tangkis kelahiran Desa Lawulo, Kecamatan Anggaberi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Gadis asal Sultra tersebut, lahir pada 29 April 1998 lalu dan mengukir sejarah bersama rekannya Greysia Polii.

Bersama Greysia Polii, Apriyani sukses meraih medali emas di cabang bulutangkis ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 setelah menyingkirkan ganda putri China Chen Qing Chen dan Jia Yi Fan pada Senin, dengan angka 21-19, 21-15.

Apriyani merupakan anak bungsu dari empat bersaudara dan buah hati dari pasangan Ameruddin Pora dan Siti Jauhar (almarhum).

Baca Juga: Greysia Polii, dari Diskualifikasi hingga Juara Olimpiade Tokyo 2020

Usai meraih medali emas Olimpiade Tokyo pada Senin 02 Agustus 2021, Greysia dan Apriyani jadi perhatian dan kini semua mata tertuju kepada mereka. Rasa bangga dan terharu diperlihatkan oleh masyarakat Indonesia.

Sebagai pemain ganda putri nomor satu di Indonesia, perjuangan Apriyani Rahayu mencapai titik tersebut tidaklah mudah.

Amiruddin Pora yang merupakan ayah dari Apriyani menjadi salah satu saksi putrinya berjuang dari titik nol hingga menjadi pemain profesional dan berkelas dunia.

Melalui telepon seluler, Amiruddin bercerita, jika anaknya Apriyani mulai memegang raket semenjak usia tiga tahun, tentu itu usia yang terbilang sangat muda.

Baca Juga: Greysia Polii dan Apriani Rahayu Rebut Medali Emas di Olimpiade Tokyo, Raisa: Dadaku Sesak

Halaman:

Editor: Gunawan Bahruddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x