Network
JURNAL PALOPO- Bulutangkis, adalah salah satu cabang olahraga di Olimpiade Tokyo 2020 yang banyak menyita perhatian publik Indonesia.
Pasalnya di Olimpiade Tokyo 2020 ini, bulutangkis merupakan satu-satunya olahraga dengan pendukung terbanyak di Indonesia yang berhasil meloloskan para atletnya.
Sebenarnya dari segi pendukung, di Indonesia bulutangkis masih berada di bawah sepak bola sebagai olahraga terfavorit. Namun bulutangkis lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.
Baca Juga: Rio Waida Melaju Ke Babak 16 Besar Olimpiade Tokyo 2020, di Cabang Olahraga Selancar
Sementara cabor besutan PSSI, tidak lolos ke Olimpiade Tokyo 2020, hingga tak dapat berpartisipasi di lapangan hijau.
Pada Olimpiade Tokyo 2020 ini kontingen Indonesia mengirimkan sebelas atlet terbaiknya, untuk cabang olahraga bulutangkis.
Terdiri dari dua orang tunggal putra, satu orang tunggal putri, satu pasang ganda putri, dua pasang ganda putra, dan satu pasang ganda campuran.
Namun tahukah Anda ? Ternyata ada 13 orang atlet bulutangkis asal Indonesia yang akan beradu raket pada kejuaraan multi-sport empat tahunan ini.
Baca Juga: Update Olimpiade Tokyo 2020, Praven dan Melati Kalahkan Wakil Denmark 2 Set Langsung
Akan tetapi dari 13 orang itu ada dua orang atlet yang akan membela panji negara lain, bukan panji Merah-Putih kebanggaan Indonesia.
Kedua orang atlet tersebut adalah Setyana Mapasa dan Ade Resky Dwicahyo.
Keduanya lahir dan besar di Indonesia, mereka bahkan pernah bertanding di kejuaraan Asia hingga Dunia dengan membawa nama Indonesia.
Lalu mengapa pada Olimpiade kali ini mereka malah membela negara lain ?
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Anthony Ginting Permalukan Wakil Hungaria dengan Skor Telak
Setyana Mapasa datang ke Jepang untuk membela Australia pada Olimpiade Tokyo 2020, bermain di kategori ganda putri berpasangan dengan Gronya Somerville.
Setyana Mapasa pernah mempersembahkan medali perak untuk Indonesia dari kategori beregu campuran dalam kejuaraan dunia bulutangkis tingkat junior pada tahun 2013 di Bangkok Thailand bersama Jonathan Christie dan kawan-kawan.
Setelah kejuaraan itulah gadis kelahiran Manado ini mendapatkan tawaran dari tim pemandu bakat asal Australia.
Melalui ayah dan ibunya, tim pemandu bakat dari Australia itu menawarkan agar ia pindah dan bermain untuk Australia.
Baca Juga: Gregoria M. Tunjung Tunggal Putri Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, Menang Mudah atas Wakil Myanmar
Awalnya Setyana Mapasa mengira bahwa ia hanya akan bermain selama satu atau dua tahun sebelum melanjutkan pendidikannya.
Namun seiring berjalannya waktu, sampai perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 ini ia masih bermain untuk Australia.
Sebelumnya, pada perhelatan Olimpiade di Rio de Janeiro Brasil tahun 2016, Setyana Mapasa belum memenuhi syarat kepindahan minimal tiga tahun untuk membela negara selain negara asalnya.
Lain halnya dengan Setyana, Ade Resky Dwicahyo datang ke Jepang untuk membela Azerbaijan.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Tiongkok Posisi Pertama, Indonesia Tercecer di Urutan 21 Perolehan Medali
Pemuda asal Kendari ini akan bermain untuk Azerbaijan di kategori tunggal putra pada Olimpiade Tokyo 2020.
Ade Resky Dwicahyo adalah jebolan pelatnas Junior PBSI. Pada tahun 2016 ia pernah mewakili Indonesia pada Kejuaraan Junior Asia dan Kejuaraan Bulutangkis Dunia.
Namun, dari kedua kejuaraan bulutangkis tersebut Ade gagal mempersembahkan gelar untuk Indonesia.
Pada tahun 2017 ia memutuskan pindah ke Azerbaijan, karena merasa kesulitan menembus skuat utama tunggal putra Indonesia untuk tampil di kejuaraan besar sekelas Olimpiade.
Baca Juga: Fakta Unik Ranjang Atlet di Olimpiade Tokyo 2020, Nomor Dua Bikin Heboh
Pasalnya ia harus bersaing dengan pemain kelas dunia seperti Jonathan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting.
Akhirnya di negara barunya Azerbaijan Ade Resky Dwicahyo berhasil meraih impiannya tampil di Olimpiade Tokyo 2020.***
