Andi berpendapat bahwa pertanyaan sederhana perlu diajukan, terutama tentang keputusan membeli sesuatu yang ditolak 15 tahun sebelumnya oleh Menteri Pertahanan yang sama.
Menurut data yang dikumpulkan oleh mantan gubernur Lemhannas, alutsista TNI Angkatan Udara memiliki tingkat kecelakaan yang tinggi.
Meski demikian, Prabowo memilih untuk membeli 12 jet tempur Mirage 2000-5 bekas, meskipun pesawat tersebut sudah tidak diproduksi oleh produsennya, Dassault Aviation.
Andi mengungkapkan keprihatinannya bahwa hal ini akan menjadi masalah besar dalam merawat 12 jet tempur Mirage 2000-5 jika Indonesia memutuskan untuk mengadopsinya.
Baca Juga: Klub Hanya Bobol 9 Gol, Bek Ini jadi Rebutan AC Milan, Chelsea Hingga Manchester United
Alasannya tentu saja terkait dengan komponen perawatan yang sulit didapatkan karena produksi pesawat tersebut telah dihentikan.
"Kita punya PR yang besar untuk perawatan ketika nanti pendekatan yang disebut daur hidup. Jadi seperti teman-teman beli mobil, nanti pusingnya bukan saat belinya, pusingnya saat nyicilnya dan servisnya, sama alutsista juga seperti itu," ujar mantan menteri sekretaris kabinet tersebut.
Ganjar dalam debat menyoroti pilihan teknologi yang dianggap usang oleh Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.
Meski begitu, menurutnya, Indonesia memiliki kemampuan untuk membeli alutsista yang lebih baru untuk memperkuat pertahanan negara.