Berunding dengan WHO, Menkes: Indonesia akan Jadi Pusat Vaksin Global

- 18 September 2021, 15:56 WIB
Menkes tengah rundingkan wacana Indonesia jadi pusat vaksin global, dengan pihak WHO
Menkes tengah rundingkan wacana Indonesia jadi pusat vaksin global, dengan pihak WHO /Antara foto Moch Asim/

JURNAL PALOPO- Indonesia tengah berunding dengan WHO juga enam perusahaan farmasi untuk menjadi pusat global manufaktur vaksin.

Menjelaskan ambisi tersebut untuk pertama kalinya, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan dalam sebuah interview bahwa Indonesia memulai inisiatif dengan memprioritaskan pembelian vaksin covid-19.

Pembelian vaksin ini, akan dilakukan dari perusahaan yang berbagi teknologi dan mendirikan fasilitas di Indonesia. 

Baca Juga: Komnas HAM Kecam Aksi KKB, yang Menewaskan Nakes Gabriela Meilani di Distrik Kiwirok

"Kami bekerjasama dengan WHO untuk menjadi salah satu manufaktur global mRNA," ujar Menteri Kesehatan, dikutip Jurnal Palopo dari Reuters

Dia menambahkan telah melobi secara langsung Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah kunjungan ke Eropa awal bulan ini. 

"WHO telah menunjuk Afrika Selatan sebagai lokasi pertama, dan saya kira logisnya Indonesia menjadi yang kedua," jelasnya. 

'Pusat transfer teknologi' baru merupakan bagian dari strategi WHO untuk mendistrisbusikan produksi vaksin dengan lebih luas secara global dan membangun kapasitas di negara berkembang untuk menciptakan vaksin generasi baru.

Baca Juga: Perlindungan Vaksin Covid-19 Menurun, Moderna Beri Peluang Dosis Booster

Contohnya seperti vaksin mRNA berbasis asam nukleat Moderna (MRNA.O) dan Pfizer (PFE.N) yang dapat cepat beradaptasi untuk mengatasi varian virus baru. 

Usaha untuk mengembangkan basis produksi vaksin covid-19 di Afrika Selatan akan fokus pada percobaan replikasi vaksin Moderna.

Namun pembicaraan dengan perusahaan Amerika tersebut berjalan lambat. Karenanya, proyek tersebut akan memakan waktu, ujar pegawai senior WHO pada Reuters. 

Budi mengatakan Indonesia akan berusaha keras membangun keahlian di bidang vaksin mRNA, juga vaksin viral vector sebagaimana yang diproduksi oleh AstraZeneca. 

Baca Juga: Viral Video Santri Tutup Telinga saat Antri Vaksin, Yenny Wahid: Jangan Labeli Radikal

Menurut seorang juru bicara WHO, Indonesia menjadi salah satu dari 25 negara dengan pendapatan negara rendah dan menengah, yang mengungkapkan ketertarikannya menjadi pusat vaksin.

Namun, juru bicara WHO itu, menolak mengatakan jika Indonesia merupakan kandidat utama. 

Budi mengatakan jika Indonesia sangat strategis untuk dapat mengekspor vaksin ke seluruh dunia, terutama karena menjadi negara dengan populasi Muslim terbanyak. Karenanya, Indonesia dapat menjamin kehalalan vaksin. 

Budi mengatakan perusahaan farmasi Indonesia sedang berdiskusi dengan produsen dan pengembang vaksin Anhui, Walvax (300142.SZ), Sinovac (SVA.O), Genexine (095700.KQ), Arcturus Therapeutics dan Novavax (NVAX.O). 

Baca Juga: Amankah Suami Istri Berhubungan Intim usai Vaksin Covid-19? Simak Penjelasannya

"Kami memberikan kesempatan yang sama pada AstraZeneca. Kami juga terbuka pada mitra yang telah ada Pfizer, Kami terbuka untuk siapa saja," ujarnya. 

Bambang Heriyanto, sekretaris perusahaan Bio Farma, perusahaan obat milik negara terbesar di Indonesia, membenarkan pembicaraan sedang berlangsung dan langkah pertama adalah berkolaborasi dalam transfer teknologi. 

Namun masih akan dibutuhkan dua atau tiga tahun untuk membangun fasilitas produksi yang dapat beroperasi penuh, katanya.***

Editor: Naswandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah