Tertinggi Diantara Negara G20, Indonesia Pulihkan Ekonomi, Airlangga: Kita Tumbuh 5,01 Persen

26 Mei 2022, 19:39 WIB
Airlangga Hartanto ( Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) /Husni Habib /Instagram @airlanggahartanto_official

JURNAL PALOPO - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun 2022 akan digelar di Bali, Indonesia pada November mendatang.

Indonesia sebagai tuan rumah dari KTT G20 2022 akan mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”.

Tema yang diangkat Indonesia dalam gelaran KTT G20 2022 bermaksud mengajak negara-negara G20 untuk pulih bersama dalam perjuangan melawan Covid-19.

Baca Juga: Intip Profil Kenzo Nambu, Winger Anyar PSM Makassar yang Pernah Membela Klub Pratama Arhan Tokyo Verdy

Bagi Indonesia, tema ini tidak hanya soal upaya penanganan Covid-19, tetapi juga pemulihan ekonomi nasional dimana hasilnya cukup baik serta diakui keberhasilannya oleh negara-negara di dunia.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam rilis Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian menyampaikan bahwa pulihnya kondisi Indonesia dapat dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi tinggi pada kuartal pertama tahun 2022 yang mencapai 5,01 persen.

Hasil ini lebih tinggi dari negara G20 lain termasuk Jerman dan Tiongkok. Pencapaian ini disampaikan Menko Airlangga ketika mewakili Indonesia untuk menyampaikan pandangan dan perspektif pada sesi Country Strategy Dialogue dalam rangkaian perhelatan World Economic Forum Annual Meeting (WEFAM) 2022 di Davos, Swiss, Rabu (25/05).

“Pencapaian pertumbuhan ekonomi yang signifikan ini didukung oleh kebijakan Pemerintah yang bersifat people-first," kata Airlangga dilansir dari laman resmi Kemenko Bidang Perekonomian.

Baca Juga: Asing Mulai Berdatangan ke Indonesia, Ini Daftar Klub yang Sudah Merampungkan Legiun Asingnya

"Pemerintah menempatkan diri sebagai masyarakat untuk mempertimbangkan bagaimana dampak yang akan dirasakan oleh masyarakat akibat dari keputusan-keputusan yang akan dan telah diterapkan,” ujar Menko Airlangga.

Salah satu contohnya adalah tentang kebijakan pemberian bantuan tunai kepada para pedagang kaki lima, pemilik warung, dan nelayan (BT-PKLWN) yang diinisiasi untuk membantu pelaku UMKM sekaligus mendorong konsumsi masyarakat.

Selain itu, ada juga program Kartu Prakerja yang bersifat semi bansos dan diinisiasi Pemerintah untuk reskilling dan upskilling masyarakat di masa pandemi. Kartu Prakerja ini manfaatnya berhasil diterima oleh 11,4 juta penerima.

Untuk siswa sekolah, Pemerintah juga memberikan bantuan kuota internet gratis guna menjamin ketersediaan pendidikan di masa pandemi.

Baca Juga: Jelang Liga 1 2022, Duo Brasil Sudah Bergabung Bersama Persib Bandung, Marc Klok Masih Belum Terlihat

Seluruh langkah tersebut memang memiliki risiko dari sisi kebutuhan anggaran negara. Namun, Menko Airlangga percaya bahwa hal tersebut akan mendatangkan keuntungan jangka panjang bagi masyarakat.

“Pemerintah memprioritaskan masyarakat, kami berinvestasi di dalamnya, dan memastikan kepercayaan mereka. Saya sangat yakin bahwa keputusan ini dalam jangka panjang akan terbukti sama pentingnya dengan yang mereka lakukan dalam jangka pendek.

"Pada akhirnya, jika masyarakat Indonesia dapat mempercayai Pemerintah, maka masyarakat tersebut akan menjadi investasi paling berharga bagi sebuah negara,” ungkap Menko Airlangga.

Lebih lanjut, Menko Airlangga menegaskan bahwa pendekatan people-first ini tidak hanya berlaku pada masa krisis. Penggunaan pendekatan ini di bidang tenaga kerja, pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial lain dapat menjadi kekuatan penuntun dibalik upaya pembangunan.

Baca Juga: KABAR BURUK Arema FC, Bek Tangguh Positif Covid-19, Mesut Ozil Pilih Gabung Bali United Ketimbang RANS Cilegon

Hal ini dapat dilihat seperti pada kebijakan lingkungan hidup, dimana Indonesia juga menekankan pendekatan yang people-first. Pemerintah mendengarkan keluhan dari keluarga yang kehidupan dan mata pencahariannya berada di bawah ancaman nyata perubahan iklim. Hasilnya, dalam dua tahun terakhir Indonesia berhasil mengurangi deforestasi hingga 80 persen.

Menko Airlangga percaya bahwa penerapan kebijakan people-first dapat memberikan perubahan yang nyata. “Pendekatan ini adalah pendekatan yang inklusif, berkelanjutan, dan berprinsip. Pendekatan inilah yang dapat menjadi dasar untuk meningkatkan keterlibatan dan kerja sama di seluruh dunia,” pungkas Menko Airlangga.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Tags

Terkini

Terpopuler