Kronologi Majunya Bima Arya jadi Wali Kota Bogor, Hingga Strategi Siasati Angkot

22 Februari 2022, 13:02 WIB
Wali Kota Bogor, Bima Arya hadir dalam acara 'Klarifikasi' yang digelar oleh Forum Pimred PRMN, beberkan cara atur angkot hingga jadi bis /tangkap layar/@PRMN/

JURNAL PALOPO- Ingin berbuat lebih untuk kota Kelahiran, jadi motivasi Bima Arya untuk jadi orang nomor satu di Bogor.

Nama Bima Arya tentu tidak asing di telinga, jebolan Australia ini, memilih pulang kampung setelah berkeliling di sejumlah daerah.

Hingga tiba pada kondisi, dimana dirinya mulai berpikir tentang kampung halamannya sendiri.

Baca Juga: Siap Majukan UMKM, Bupati Ipuk Dukung Kinerja PRMN dan Promedia di Banyuwangi

"Yang uda saya buat untuk kota kelahiran saya apa, dan merasa hanya omong doang,"sebut Bima Arya.

Pada akhirnya, Bima Arya maju sebagai calon Wali Kota dengan bekal panggilan hati usai minta restu orang tuanya.

Pada acara bertajuk Klarifikasi yang digelar oleh Pikiran Rakyat Media Network (PRMN), Bima Arya ditanya tentang penataan Kota.

Bogor sendiri diketahui identik dengan sejuta angkot, yang tentu tidak lepas dari kemacetan.

Baca Juga: Hotman Paris Tantang Menaker Ida Fauziah, Said Didu Ungkap Alasan Dana JHT Bisa Dicairkan di Usia 56 Tahun

Namun perlahan tapi pasti, Bima Arya merubah kemacetan dengan mengakalinya dengan bus.

Menurut Bima Arya, angkot akan berhenti tiap saat dan waktunya terserah sopir. Hal itu dipicu karena mengejar setoran.

"Angkot kalau mau berhenti, hanya tuhan dan sopir yang tahu,"sebut Bima Arya.

Bima Arya butuh waktu sekitar dua tahun, untuk menata persoalan angkot di Kota Bogor.

Baca Juga: Tak Kalah dari Pemain Profesional, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil Jalin Kemesraan di Lapangan Hijau

Dimulai dengan pembuatan badan hukum, agar dapat diatur dan tidak berikan dampak pada kemacetan parah.

"Pada tahun 2016 ribuan angkot itu miliki 15 badan hukum," kata Bima Arya.

Kemudian dilanjutkan dengan penataan rute angkot menjadi beberapa koridor, kemudian di susul dengan konsep konversi.

"Bertahap angkot akan dijadikan bis, badan hukum yang terbentuk ditawari untuk konversi jika ingin tetap operasi di tengah kota,"beber Bima Arya.

Baca Juga: Temui Walikota Solo, Agus Sulistriyono Bahas PRMN dan Promedia, Gibran Rakabuming : Kami Siap Bantu

Para pemilik dipersilahkan untuk membeli bis, dan operasionalnya diurusi oleh pemerintah.

"Supirnya digaji, bahan bakar juga ditanggung dan mereka sisa cari uang untuk beli bisnya," bongkar Bima Arya.

"Ada sekitar 147 angkot, yang kemudian digantikan oleh puluhan bis. Uangnya itu dari pemerintah,"lanjutnya.

Namun dalam penerapannya, mereka yang melanggar dikenakan sanksi berupa subsidi yang berkurang.

Baca Juga: Survei Imogen Tentang Peringkat Alexa Tidak Objektif, Agus Sulistriyono: Keliru dan Tidak Sesuai Fakta

" Mereka nggak boleh pergi sembarangan, begitu pergi mereka akan dikenakan denda,"tegas Bima Arya.

Bima Arya menargetkan, pada tahun 2024 penggunaan angkot di pusat Kota Bogor sudah tidak ada.***

Editor: Naswandi

Tags

Terkini

Terpopuler