Dalam kehidupan, kita kadang memandang orang lain secara sempit. Karena perbedaan, ketidaksepahaman, kita menilai orang lain sebagai pendosa yang harus dihukum.
Tidak jarang kita merasa diri paling baik, paling benar, sementara yang lain salah dan keliru.
Kisah dari Injil hari ini mengajarkan kepada kita sikap rendah hati dan kebijaksanaan bahwa dalam diri sesama yang barangkali berbeda dan tidak sepaham dengan kita ada banyak kebaikan dan cinta.
Pepatah mengatakan: "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian”.
Pepatah ini jelas mengungkapkan keberanian untuk menjalani kesulitan dan penderitaan lebih dahulu, karena sesungguhnya ada kemuliaan di balik peristiwa itu semua.
Dalam Injil Yesus juga berhadapan dengan para penentang. Banyak lawan Yesus, namun Dia tidak gentar.
Segala tanda, perbuatan dan ajaran-Nya sulit mereka percaya. Pendengar bukan mendengarkan Sang Sabda yang berbicara, tetapi mereka hanya mendengarkan dirinya sendiri.
Mereka terikat dengan daya pikirannya sendiri. Tidak terbuka hatinya akan firman Tuhan.