Dalam ceritera ini ditampilkan tokoh-tokoh yang menjadi “model” bagi umat Allah.
Kisah ini disusun dalam periode Makabe (pada masa orang-orang Yahudi menderita di bawah penganiayaan dibawa penguasa Yunani, Anthiokus Epifanes IV),
Kisah ini mengajarkan dua pelajaran: Iman akan berkemenangan atas kemalangan, dan bahkan orang yang tidak percaya pun dapat belajar tentang kuat-kuasa Allah dan otoritas-Nya.
Menurut cerita ini, Susana anak Hilkia dan istri Yoyakim adalah seorang perempuan muda yang takwa kepada Allah, hidup di Babel pada masa pembuangan.
Orang tuanya mengajarnya untuk takut akan Allah dan mentaati Hukum Musa (Dan 13:2-3).
Di lain pihak para antagonis dalam cerita ini adalah dua orang tua-tua yang memiliki pikiran bengkok (Dan 13:9) dan dipenuhi dengan “hasrat penuh nafsu” (Dan 13:11).
Kedua orang tua-tua itu lupa daratan dan tidak memandang surga (Dan 13:9) sedangkan Susana sendiri menengadah ke surga sambil menangis (Dan 13:35).
Akibatnya: Susana yang percaya pada Allah, dibebaskan; sedangkan kedua orang tua-tua yang memalingkan pandangan mereka dari Allah kemudian dihukum.