Saksi biksu bisa berupa barang mati, tetapi juga bisa manusia hidup yang tidak mau berbicara.
Ada saksi bisu dan ada saksi palsu.
Bisa jadi saksi bisu dan saksi palsu itu tidak mengatakan kebenaran karena mendapat tekanan tertentu. Saksi palsu bebicara ketidakbenaran, bukan berbicara kebenaran.
Bisa jadi karena dia mendapat tekanan tertentu. Ada pula saksi hidup yang bisa menjadi saksi kebenaran.
Tetapi saksi hidup belum tentu bisa menjadi saksi kebenaran karena berbagai situasi dan kepentingan dirinya sendiri.
Tetapi ada saksi kebenaran, yang dalam situasi apapun dia mampu berbicara kebenaran, dimanapun dan kapanpun.
Kristus sendiri dalam kitab Wahyu disebut saksi yang benar.
Dia adalah Amin. Kebenarannya dihidupi karena Ia bersatu dengan Sang Kebenaran, Allah sendiri. Allah menjadi saksi Kristus dengan sabda-Nya “inilah puteraKu yang Ku kasihi, kapada-Nya Aku berkenan, dengarkanlah Dia”.