Ternyata Ada 4 Kebiasaan Orang Indonesia yang Salah Secara Medis, ini Faktanya

- 7 Oktober 2020, 20:12 WIB
ILUSTRASI demam.*
ILUSTRASI demam.* /PIXABAY/

JURNALPALOPO- Kebiasaan yang dilakukan orang-orang Indonesia terkadang memiliki pendapat berbeda dari pandangan medis.

Seperti dengan kebiasaan kerok belakang ketika masuk angin, jika demam tidak diperbolehkan mandi, cacar tidak boleh terkena air dan kebiasaan lainnya lagi.

Untuk mengetahuinya, berikut ini fakta dari kebiasaan, namun salah secara medis.

Baca Juga: Insiden Mikrofon Mati Saat Pembahasan RUU Cipta Kerja, Sekjen: Pimpinan Hanya Menjalankan Ketertiban

Baca Juga: Tetap Di Rumah Aja! 3 Kondisi Tempat Ini yang Disukai Virus Covid-19 untuk Menyebar

1. Penderita cacar air atau campak tidak boleh mandi

Faktanya, Hal ini malah bertentangan dengan prinsip medis, dimana pada penderita penyakit cacar air atau campak dengan kelainan pada kulit yang menyeluruh.

Justru harus menjaga kebersihan kulit dengan mandi lebih sering, agar perluasan penyakit dapat di cegah, di samping menggunakan obat.

2. Memakai pakaian tebal atau selimut ketika demam

Baca Juga: Bertema Bullying, Berikut 7 Rekomendasi Film yang Harus Anda Tonton, Tapi Jangan Ditiru yah!

Baca Juga: Duduki Posisi 1 dan 2 Selama Beberapa Minggu di Billboard Hot 100, BTS Kini Jadi Top 40 Lagu Radio

Faktanya, pakaian tebal atau selimut akan menaikkan suhu tubuh. Suhu yang sangat tinggi (39 derajat atau lebih) pada anak-anak bisa menyebabkan kejang-kejang.

Disarankan untuk mengenakan pakaian tipis meskipun tubuh terasa dingin.

3. Kalau demam tidak boleh mandi

Faktanya, dengan mandi ketika demam dapat menurunkan suhu tubuh yang sedang meningkat.

Baca Juga: 27 Kampus di Indonesia Masuk ke Dalam 100 Universitas Terbaik di Asia Tenggara, Berikut Daftarnya

Baca Juga: Opening AMC Festival 2020 Sulsel, NA: Kita masih bisa Berkreasi di Tengah Pandemi

Tetapi, kalau demam disertai dengan rasa menggigil, mandi dengan air hangat akan lebih baik atau kompres dengan air hangat.

4. Masuk angin harus di kerok

Faktanya, kerokan ternyata bukan pertanda anginnya keluar, melainkan pecahnya pembuluh kapiler tepi yang berada di kulit.

Tidak mengherankan jika beberapa waktu setelah kerokan, gejala-gejala masuk angin akan kembali terjadi.

Baca Juga: Tak Hanya Digunakan Sebagai Bahan Dapur, Jahe juga Miliki Manfaat untuk Kesehatan Tubuh

Baca Juga: Tetap Di Rumah Aja! 3 Kondisi Tempat Ini yang Disukai Virus Covid-19 untuk Menyebar

Kerokan akan menimbulkan rasa sakit, tapi karena sudah ada rasa sakit atau pegal otot.

Maka dengan rangsangan sakit yang baru akan menimbulkan seolah-olah rasa sakit pertama berkurang atau terlupakan.***

Editor: Gunawan Bahruddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah