Delusi dan Halusinasi Hampir Mirip Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Keduanya

22 November 2020, 20:09 WIB
Ilustrasi delusi /Jakpusnews/Pixabay

JURNALPALOPO- Delusi dan Halusinasi, adalah dua penyakit kejiwaan, yang sulit dibedakan.

Bahkan terkadang ada yang anggap sama saja. Padahal faktanya kedua masalah kesehatan ini jauh berbeda.

Meski demikian memang terdapat kesamaan, dimana keduanya menyebabkan kesulitan dalam diri seseorang mengenali mana hal yang tak nyata serta mana yang nyata.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar Tersembunyi Pilihanmu Ungkap Keinginan Terpendam yang Anda Miliki

Baca Juga: Tes Kepribadian: Kemanakah Pria Ini Menghadap, Tentukan Jawabanmu dan Temukan Kepribadianmu

Baik halusinasi maupun delusi biasanya muncul karena penyakit mental, seperti schizophrenia atau gangguan bipolar.

Kedua hal ini menyebabkan distorsi pada kenyataan serta keduanya dapat muncul bahkan tanpa adanya penyakit mental lain.

Lantas seperti apa perbedaan yang sebenarnya dari kedua penyakit tersebut. 

1. Halusinasi

Merupakan penyakit yang ditimbulkan oleh sebuah sensasi dan berasal dari pikiran seseorang tanpa adanya sumber yang nyata.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Gambar yang Pertama Terlihat, Ungkap Masa Lalu Cinta Anda

Baca Juga: Tes Kepribadian: Temukan Kepribadian Anda dari Cara Menyilangkan Tangan, Kreatif atau Cerdas

Gangguan ini dapat memengaruhi kelima panca indera. Orang disebut berhalusinasi ketika dia melihat, mendengar, merasa, atau mencium suatu aroma yang sebenarnya tidak ada. 

Penderita gangguan halusinasi seringkali memiliki keyakinan kuat, bahwa apa yang mereka alami adalah persepsi yang nyata sehingga tak jarang menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Orang yang memiliki halusinasi juga mungkin bisa miliki perilaku menyimpang.

Halusinasi terkadang menyerang penderita gangguan jiwa, penyakit Alzheimer, pecandu alkohol obat-obatan, serta cedera kepala.

Baca Juga: Tes Psikologi: Tebak Gambar dan Temukan Kepribadian Anda, Memendam Rasa atau Sebaliknya

Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar ini Ungkap Karakter Anda, Berjiwa Bebas atau Bertanggung Jawab

Halusinasi sendiri biasanya di atasi dengan konsultasi ke psikiater. 

2. Delusi

Penyakit kejiwaan yang mempengaruhi keyakinan atau kenyataan semu yang diyakini terus menerus, meskipun bukti atau kesepakatan berlawanan, umumnya merujuk pada gangguan mental.

Dalam ilmu psikiater, delusi diartikan sebagai kepercayaan yang bersifat patologis (hasil dari penyakit atau proses sakit) dan terjadi walaupun terdapat bukti yang berkebalikan.

Delusi menyudutkan seseorang untuk melakukan tindakan yang mengacaukan situasi. Seseorang akan bertindak berdasarkan persepsi salah yang membuatnya membayangkan respons negatif dari orang lain.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar ini Ungkap Karakter Anda, Berjiwa Bebas atau Bertanggung Jawab

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Gambar Berikut dan Temukan Sisi Otak Mana yang Dominan Anda Gunakan

Karena itu mungkin sekali orang tersebut, justru mendapat reaksi seperti yang dibayangkan sehingga menguatkan rasa takut.

Hingga saat ini penyebab dari delusi belum dapat dipastikan, namun ada beberapa faktor yang bisa menjadi pemicunya seperti, stres, penyalahgunaan obat-obatan, mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan atau fungsi otak tidak normal.

Hal ini juga seperti pada penderita penyakit Huntington, demensia, stroke, serta kelainan kromosom.

Cara mengatasi gangguan jiwa jenis ini hampir sama dengan halusinasi, yaitu berkonsultasi dengan psikiater yang memang sudah handal.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Anda Sosok Pemberani atau Pemimpi Tentukan Lewat Gambar Dibawah

Baca Juga: Tes Kepribadian: Anda Sosok Perfeksionis atas Penuh Pengamatan, Cek Gambar Dibawah Ini

Selain itu, selalu memantau aktivitas yang dilakukan agar tidak membahayakan orang lain maupun diri sendiri. 

Terkadang penderita halusinasi dan delusi tidak menyadari gejala yang mereka alami, sehingga sangat perlu bantuan dan perhatian orang sekitar untuk mengenali dan mengobatinya.

Berbagai hal bisa menjadi penyebab masalah ini terutama ketika Anda memang memiliki penyakit mental.***

Editor: Naswandi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler