Network
JURNAL PALOPO- Pasukan Israel kembali melakukan penyerangan di Masjid Al-Aqsa, saat umat muslim tengah melakukan shalat subuh.
Kerusuhan diciptakan antara Israel dan Palestina di Masjid peninggalan Islam yang memiliki banyak sejarah (Al-Aqsa).
Kerusuhan tersebut dilaporkan terjadi saat umat Islam Palestina akan melaksanakan sholat subuh di Masjid Al-Aqsa.
Dikatakan jika pasukan Israel menyerang kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, yang mengakibatkan 158 warga Palestina terluka.
Dikutip Jurnal Palopo dari Al Jazeera, warga Palestina melempar batu dan polisi menembakkan gas air mata serta granat.
Sementara jamaah lainnya membarikade diri mereka, di dalam masjid saat gas air mata sudah tampak seperti sebuah kepulan awan.
Aksi tersebut merupakan kekerasan paling serius di tempat suci dalam waktu hampir satu tahun.
Baca Juga: Baru Gabung Sudah Out! Gelandang Persija Susul M Natshir ke Dewa United
Dimana warga Palestina melihat pengerahan besar-besaran polisi di Al-Aqsa sebagai provokasi.
Dari pernyataan polisi Israel, pasukan mereka mulai menyerang Mesjid Al-Aqsa, untuk meredam kerumunan yang melakukan aksi kekerasan di akhir sholat subuh.
Terlebih aksi tersebut, buat orang Palestina mulai melemparkan batu ke arah ruang doa Yahudi di Tembok Barat.
Sementara juru kamera Palestina Rami al-Khatib menjelaskan, jika pasukan Israel secara brutal mengosongkan kompleks itu dengan menyerang staf masjid, orang biasa, anak muda maupun orang tua.
Baca Juga: Dari Persib hingga Arema, Dewa United Bajak Pemain, RANS FC Masih Ingin Datangkan Ozil?
"Ada banyak orang yang terluka, mereka menembakkan peluru karet di dalam kompleks Masjid Al-Aqsha"
"Mereka memukuli semua orang, bahkan paramedis,"tutur Al-Khatib yang juga mendapatkan luka berupa patah tulang di bagian tangan.
Dilaporkan dari kekacauan tersebut tidak hanya mengakibatkan korban luka, tetapi sebanyak 400 warga Palestina juga ikut ditahan.
Baca Juga: Bom Waktu Meledak di FK Senica, Egy MV dan Witan Sulaeman Mengundurkan Diri?
Meski sebelumnya Israel melaporkan hanya menahan 300 orang saja, dari penyerangan itu.***
