Amerika Serikat Cap Vladimir Putin Penjahat, Invasi Rusia ke Ukraina Masih Berlanjut

- 16 Maret 2022, 12:59 WIB
Puntin dicap penjahat oleh AS, akibat invasi Rusia ke Ukraina
Puntin dicap penjahat oleh AS, akibat invasi Rusia ke Ukraina /Mikhail Metzel / Reuters /

JURNAL PALOPO- Senat Amerika Serikat dengan tegas mengutuk Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai seorang penjahat. 

Hal ini sekaitan dengan invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari hingga saat ini, dan telah menarik perhatian sejumlah negara. 

Aksi sejumlah negara barat dimulai oleh Amerika Serikat, dengan menghentikan status perdagangan Rusia. 

Baca Juga: Dampak Kebrutalan Rusia di Ukraina, Vladimir Putin Dikecam Pendukung hingga Sahabatnya Sendiri

Cara ini mulai berhasil, dimana Rusia dilaporkan telah meminta bantuan ke China. Mengingat kerjasama yang baik dari kedua negara tersebut. 

Kecaman demi kecaman terus dialamatkan untuk Rusia, bahkan baru-baru ini Senat Amerika Serikat mengutuk Vladimir Putin sebagai penjahat perang. 

Dilansir Jurnal Palopo dari Reuters Senat AS pada Selasa dengan suara bulat mengesahkan resolusi yang mengutuk Presiden Rusia Vladimir Putin.

Mereka menyebutkannya sebagai penjahat perang, sebuah aksi persatuan langka di Kongres yang terpecah.

Baca Juga: Amerika Serikat Beri 2 Jenis Bantuan untuk Ukraina, Rusia Pilih Rubah Taktik Invasi

Resolusi tersebut diperkenalkan oleh Senator Republik Lindsey Graham, dan didukung oleh senator dari kedua belah pihak. 

Senat Amerika Serikat dan Senator Republik Lindsey Graham bahkan mendorong Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag.

Serta negara-negara lain untuk menargetkan militer Rusia, dalam setiap penyelidikan kejahatan perang yang dilakukan selama invasi Rusia ke Ukraina.

Chuck Schumer, pemimpin Mayoritas Senat Demokrat dalam pidatonya mengatakan, jika Presiden Rusia bertanggung jawab atas semua kekejaman. 

Baca Juga: Rusia Ubah Taktik Invasi ke Ukraina, Senjata Canggih Disuplai untuk Topang Serangan

"Kita semua di ruangan ini bergabung bersama, dengan Demokrat dan Republik, untuk mengatakan bahwa Vladimir Putin tidak dapat lepas dari pertanggungjawaban atas kekejaman yang dilakukan terhadap rakyat Ukraina,"kata Chuck Schumer, dikutip dari Reuters

Kubu Rusia sendiri dengan tegas tetap menyebut jika invasi yang dilakukan, merupakan operasi militer khusus untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina. 

Putin juga mengklaim jika invasi tersebut dilakukan di Ukraina lantaran negara itu, merupakan koloni Amerika Serikat dengan rezim boneka dan tidak memiliki tradisi kenegaraan yang merdeka.

Rusia hingga kini masih terus lakukan invasi ke Ukraina. Bahkan mereka telah berganti taktik, dan mendatangkan senjata canggih.

Baca Juga: Kesempatan AS Mencegah China Menyerang Taiwan ada di Ukraina, Hentikan Rusia Sekarang Juga

Senjata tersebut, mulai disuplai untuk menopang jalannya proses invasi.***

Editor: Naswandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x