Timbal Balik Sanksi Barat ke Rusia, Moskow Siap 'Miskinkan' Perusahaan yang Keluar dari Wilayahnya

- 14 Maret 2022, 20:44 WIB
China memiliki kartu truf untuk menyelamatkan ekonomi Rusia yang mendapat sanksi dari AS dan Barat
China memiliki kartu truf untuk menyelamatkan ekonomi Rusia yang mendapat sanksi dari AS dan Barat /Reuters

JURNAL PALOPO - Moskow akan meluncurkan prosedur kebangkrutan bagi perusahaan asing yang telah meninggalkan Rusia.

Kabar ini disampaikan Kepala Kementerian Keuangan Anton Siluanov.

Ia mengatakan jika prosedur ini akan memakan waktu tiga sampai enam bulan.

Baca Juga: Bruno Cantanhede Kejar Capaian David da Silva, Empat Gol dalam Dua Laga

Menurutnya, Rusia ingin bisnis asing tetap ada karena kepergiannya tidak menguntungkan siapa pun.

Namun, jika orang asing keluar dari pasar domestik, aset mereka akan mengalami kebangkrutan.

“Perusahaan dengan partisipasi asing memiliki hasil keuangan yang baik di Rusia," katanya dikutip dari BFM.

Kami telah menyediakan dan mengembangkan mekanisme khusus untuk ini, mekanisme kebangkrutan yang dipercepat.

Baca Juga: Baru Beberapa Jam Amerika Tuduh Rusia Minta Bantuan ke China, Langsung Dibantah Beijing

Perusahaan-perusahaan yang keluar dari Rusia akan dijual kepada pemilik baru.

Siluanov mencatat bahwa Rusia siap membayar kupon pada Eurobonds pemerintah pada Rabu, 16 Maret.

Jika bank asing tidak dapat melakukan pembayaran karena pembekuan cadangan internasional Rusia, Kementerian Keuangan akan membayar dalam rubel.

Siluanov menambahkan bahwa yuan China adalah salah satu cadangan devisa bagi Rusia dan akan menggunakannya.

Baca Juga: Rumor BRI Liga 1: Hilman Syah dalam Radar RANS Cilegon, PSM Makassar Wajib Waspada

China jadi salah satu negara yang di andalkan Rusia saat ini, untuk bisa membantunya dalam mengatasi masalah ekonomi.

Namun, hal tersebut mungkin akan semakin berat tatkala Amerika memberi peringatan kepada Beijing untuk tidak membantu perekonomian Rusia. 

Dilansir dari Aljazeera, Siluanov mengatakan jika sanksi kepada Rusia membuat Moskow kehilangan akses ke 300bndolar dari 640bndolar dalam emas dan cadangan devisa.

Anton Siluanov juga menambahkan, terlebih lagi Beijing saat ini ikut mendapat tekanan hingga membuat Rusia semakin kesulitan.

Baca Juga: Info Liga 1 Hari Ini: PSM Makassar Imbang Lagi, Persela Sukses Tahan Imbang Juku Eja 2-2

Namun meski mendapat tekanan, Anton Siluanov tetap percaya jika negaranya dan China masih mampu melakukan kerjasama yang baik.***

Editor: Gunawan Bahruddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah