Baru Beberapa Jam Amerika Tuduh Rusia Minta Bantuan ke China, Langsung Dibantah Beijing

- 14 Maret 2022, 20:08 WIB
Xi Jinping dan Vladimir Putin
Xi Jinping dan Vladimir Putin /SCMP/

JURNAL PALOPO - Beberapa waktu lalu, Rusia merilis daftar negara-negara yang tidak bersahabat.

Dalam daftar tersebut, Taiwan menjadi salah satu negara tak bersahabat di Asia selain Jepang san Korea Selatan.

Menanggapi hal teesebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian mengatakan Rusia sebagai negara berdaulat memiliki hak untuk membuat keputusannya sendiri.

Baca Juga: Rumor BRI Liga 1: Hilmansyah dalam Radar RANS Cilegon, PSM Makassar Wajib Waspada

Rusia menyetujui daftar negara dan wilayah yang tidak bersahabat dengan Moskow setelah mendapat sanksi akibat invasinya ke Ukraina.

Negara-negara tersebut diantaranya Inggris, Kanada, Montenegro, Swiss, Albania, Andorra, Islandia, Liechtenstein, Monako, Norwegia, San Marino, Makedonia Utara, Jepang, Korea Selatan, Australia, Mikronesia, Selandia Baru, Singapura, AS, dan Taiwan.

Di tengah konflik Ukraina dan Rusia, China juga mengumumkan bahwa kedaulatan dan integritas teritorial semua negara harus dihormati.

China telah mendukung pembicaraan damai antara kedua negara serta menawarkan bantuan kemanusiaan ke Ukraina.

Baca Juga: Info Liga 1 Hari Ini: PSM Makassar Imbang Lagi, Persela Sukses Tahan Imbang Juku Eja 2-2

China juga telah secara aktif mempromosikan klaim Moskow bahwa AS mendanai laboratorium senjata biologis di Ukraina dan mendesak Washington untuk menjelaskan.

“Operasi militer Rusia ini telah mengungkap rahasia laboratorium AS di Ukraina, dan ini bukan sesuatu yang dapat ditangani dengan cara asal-asalan,” kata Zhao Lijian dikutip Jurnal Palopo dari Republic World.

Selain itu, China juga menentang embargo perdagangan terhadap Rusia dan menganjurkan penggunaan sanksi yang bijaksana serta menentang sanksi sepihak.

China juga membantah laporan bahwa Rusia meminta dukungan militer Beijing dalam perangnya dengan Ukraina.

Baca Juga: Tak Perlu ke Warung, Ini Resep Soto Ayam Rumahan Saat Kantong Kosong

Beijing pun menuduh Amerika menyebarkan informasi salah dengan atas klaimnya tersebut.

Rusia dituduh AS meminta bantuan militer dan keuangan kepada China untuk melancarkan invasinya ke Ukraina.

Kementerian Luar Negeri China menolak tuduhan ini dalam sebuah pernyataan kepada kantoe berita pemerintah, CGTN.

Klaim tersebut pertama kali dilaporkan di The Financial Times dan The Washington Post, serta beberapa outlet berita lainnya.

Baca Juga: Serangannya Mengendor dan Tidak Terkoordinasi, Rusia Dikabarkan Minta Bantuan ke China

Menurut The Post, mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, tidak diketahui jenis persenjataan apa yang diduga diminta Rusia, atau apakah China telah menanggapinya.

Liu Pengyu, juru bicara kedutaan besar China di AS kepada Reuters mengatakan bahwa dia tidak pernah mendengar klaim Moskow meminta peralatan militer dan bantuan ekonomi kepada Beijing.

Tuduhan serius ini disampaikan penasihat keamanan nasional gedung putih, Jake Sullivan saat perjalanan ke Roma untuk bertemu diplomat China.

“Kami juga mengamati dengan cermat untuk melihat sejauh mana China benar-benar memberikan segala bentuk dukungan, dukungan material atau dukungan ekonomi, kepada Rusia,” kata Sullivan dikutip dari Wall Street Journal.

Baca Juga: Bali United Hadapi Arema FC tanpa Eber Bessa, Brwa Nouri Beri Komentar Cerdas

Menurut Sullivan, pihaknya tidak akan berdiam diri dan membiarkan negara mana pun memberi kompensasi kepada Rusia.

Dia memperingatkan China bahwa akan ada konsekuensi jika mereka diketahui membantu Rusia dalam invasinya.

Sullivan bahkan menduga bahwa China sebenarnya sudah mengetahui rencana Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina.***

Editor: Gunawan Bahruddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah