Segera setelah insiden itu, Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) membentuk tim investigasi gabungan.
Tim ini terdiri dari 12 ahli Korea Selatan dan 14 pejabat AS dari pemerintah, Angkatan Udara, dan perwakilan dari Lockheed Martin.
Penyelidik telah memeriksa perekam penerbangan pesawat tempur, data radar kontrol lalu lintas udara dan pernyataan dari pilot untuk memverifikasi penyebab pendaratan darurat.
Angkatan Udara berencana untuk melanjutkan operasi jet F-35A pada hari Senin setelah berminggu-minggu penangguhan.
Baca Juga: Cerita Lain Dibalik Kemenangan Persib Bandung atas Persija, Luizinho Passos: Terimakasih Semuanya
Penyelidik juga mengumumkan hasil penyelidikan terpisah terhadap kecelakaan pesawat tempur KF-5E yang mematikan pada 11 Januari.
Ditemukan dua lubang kecil di pipa bahan bakar yang menyebabkan kebocoran sehingga mesin pesawat tempur berusia puluhan tahun terbakar saat lepas landas.
Pilot KF-5A meninggal setelah jet menabrak gunung di Hwaseong, sekitar 40 kilometer selatan Seoul.
"Lubang-lubang itu diduga disebabkan oleh korosi," kata seorang pejabat Angkatan Udara kepada wartawan dikutip dari Yonhap.
Baca Juga: Rusia Laporkan hampir 500 Tentaranya Tewas, Zelensky Ungkap Jumlah Sebenarnya 18 Kali Lebih Banyak