Rusia Ubah Taktik Invasi ke Ukraina, Senjata Canggih Disuplai untuk Topang Serangan

16 Maret 2022, 09:28 WIB
Ilustrasi / dampak serangan Rusia di Mariupol, kini militer Rusia ubah taktik serangan /Reuters/@AyBurlachenko.

JURNAL PALOPO- Rusia mulai merubah taktik penyerangan mengingat sasaran di Ukraina semakin melebar.

Perang Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung hingga saat ini, telah membawa banyak dampak.

Selain beberapa wilayah di Ukraina dilaporkan telah alami kehancuran seiring dengan pengeboman yang dilakukan Rusia.

Baca Juga: Kesempatan AS Mencegah China Menyerang Taiwan ada di Ukraina, Hentikan Rusia Sekarang Juga

Baru-baru ini, Rusia dikabarkan telah mengubah taktik penyerangan, dengan melihat kondisi sasaran di Ukraina semakin diperlebar.

Sementara ditempat berbeda senjata canggih, terutama anti-tank portabel dan sistem pertahanan udara, serta senjata ringan dan amunisi, telah mengalir ke Ukraina

Hal ini, membawa dampak yang signifikan di medan perang karena tank Rusia, kendaraan lapis baja, truk pasokan dan helikopter telah berulang kali menjadi sasaran untuk dihancurkan.

Meski aksi tersebut menghambat kemajuan Rusia untuk menyerang kota lainnya yang ada di Ukraina  namun Rusia nampaknya tidak mundur.

Baca Juga: Dilema China! Antara Rusia dan Kecaman Amerika Serikat, Serta Abstain untuk Proposal PBB

Bahkan telah menyeberangi Sungai Dnieper di dua tempat dan sekarang maju di kedua sisinya, serta menekan kota Mykolaiv dan pertahanan Ukraina di dekat kota Zaporizhzhia.

Dilansir Jurnal Palopo dari Al Jazeera, Rusia yang telah menguasai Mariupol dan kota disekitarnya, mulai memperluas koridor yang menghubungkan Krimea ke Donetsk.

"Saat Rusia mulai merubah taktik dengan memperluas wilayah penyerangan, dilaporkan lebih dari 60.000 orang Ukraina yang sebelum mencari tempat berlindung telah kembali ke negaranya,"seperti dikutip dari laman Al Jazeera

Aksi tersebut dilakukan oleh warga Ukraina untuk bisa terlibat dalam pertempuran melawan Rusia, dan kabar ini telah dibenarkan oleh Oleksii Reznikov, menteri pertahanan Ukraina.

Baca Juga: Rusia Keluar dari Badan Hak Asasi Manusia (COE), Jepang Disinyalir Cabut Status Perdagangan

Selain warga Ukraina, lebih dari 20.000 orang yang tergabung sebagai relawan juga telah mendaftar.

Mereka bergabung dengan legiun internasional yang dibentuk sebagai tanggapan atas invasi Rusia.

Melihat hal tersebut, sudah tentu akan menyulitkan Rusia untuk bisa menyukseskan misinya menguasai seluruh wilayah Ukraina.

Meski sebelumnya Rusia telah mengumumkan jika mereka menerima pejuang asing, terutama warga Suriah dengan pengalaman pertempuran perkotaan.

Baca Juga: Kecepatannya Setara Rudal, Rusia Kembangkan Pesawat Pencegat MiG-41 di Tengah invasinya ke Ukraina

Hal ini dalam upaya untuk menopang angkatan bersenjatanya, yang sejauh ini berkinerja buruk.***

Editor: Naswandi

Tags

Terkini

Terpopuler