Tak Gentar dengan Sanksi Negara Barat, Rusia Percaya China Ada Dipihaknya

14 Maret 2022, 09:37 WIB
Rusia tetap jalankan invasi ke Rusia dan abaikan sanksi negara barat /Mirror/REUTERS

JURNAL PALOPO- Meski China dikabarkan telah mendapat ancaman dari negara barat, namun Rusia masih memiliki kepercayaan dari negera tersebut. 

Saat ini Rusia mulai merasakan sanksi yang diberikan negara barat, sebagai dampak dari serangan ke Ukraina. 

Langkah yang diambil negara barat tersebut dengan melumpuhkan keuangan Rusia, tidak lain agar invasi ke Ukraina segera dihentikan. 

Baca Juga: Ternyata Ada Juga yang Ditakuti Rusia, Militer dan Virus Corona Tidak Ada Apa-apanya

Namun, seperti tak kenal kata menyerah Rusia hingga saat ini masih terus melakukan serangan, yang mereka sebut dengan operasi militer khusus. 

Bahkan kini Rusia mengandalkan China untuk bisa membantunya, dalam menghadapi masalah keuangan yang menjadi sasaran utama negara barat. 

Dilansir Jurnal Palopo dari Al Jazeera, saat Rusia mengandalkan China untuk mendapatkan bantuan, NSA Amerika Serikat Jake Sullivan justru memberikan pengakuan mengejutkan. 

Jake Sullivan baru saja memberikan penjelasan jika Washington telah memperingatkan China untuk tidak memberikan bantuan. 

Baca Juga: Sah, Rusia Umumkan Konvoi Pengiriman Senjata ke Ukraina Boleh Dihancurkan, Konsekuensi Tanggung Sendiri

"Kami berkomunikasi secara pribadi ke Beijing, bahwa pasti akan ada konsekuensi untuk sanksi skala besar, upaya penghindaran atau dukungan ke Rusia untuk mengisinya kembali,"kata Jake Sullivan dikutip dari Al Jazeera. 

Lebih lanjut Jake Sullivan juga menjelaskan jika pihaknya, tidak akan membiarkan bantuan datang untuk Rusia demi bisa menyambung hidup. 

"Kami tidak akan membiarkan itu berlanjut dan membiarkan ada jalur kehidupan ke Rusia dari sanksi ekonomi ini dari negara mana pun, di mana pun di dunia,"lanjutnya 

Sementara itu, China telah menjadi salah satu negara yang tidak memberikan kritik, atas langkah yang dilakukan Rusia ke Ukraina. 

Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Tentara Rusia, Dianggap Sudah Tidak Ada hingga Ditembak Mati jika Pulang

Bahkan beberapa Minggu sebelum Rusia resmi mengumumkan untuk menyerang Ukraina, Presiden China Xi Jinping menjamu Vladimir Putin untuk pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing. 

Dari hasil pertemuan tersebut, China dan Rusia menemukan kesepakatan dengan tidak adanya batas dari kedua negara tersebut. 

Jika melihat hal tersebut, nampaknya ancaman yang diberikan Amerika Serikat kepada China tidak akan menjadi sesuatu yang harus segera dijalankan. 

Terlebih sebelumnya salah satu pejabat China pernah menyatakan jika Washington seharusnya tidak dapat mengeluh tentang tindakan Rusia, karena Amerika Serikat menginvasi Irak dengan alasan palsu. 

Baca Juga: Rusia Surati NASA Terkait Hal Ini, Ribuan Ilmuan Buat Surat Terbuka pada Putin

Maksud dari China tersebut, adalah ketika Amerika Serikat mengklaim memiliki bukti Saddam Hussein menimbun senjata pemusnah massal, meskipun tidak pernah ditemukan.

Sebelum Invasi Rusia ke Ukraina terjadi, China telah menjadi salah satu pasar ekspor utama Rusia setelah Uni Eropa. 

Bahkan ekspor Rusia ke China mencapai 79,3 miliar dolar pada tahun 2021, dengan minyak dan gas menyumbang 56 persen, sesuai dengan hasil yang di dapat dari badan bea cukai China.***

Editor: Naswandi

Tags

Terkini

Terpopuler