Arab Saudi Lakukan Eksekusi Massal 81 Orang dalam Sehari, Tertinggi Dalam Sejarah Kerajaan

13 Maret 2022, 16:59 WIB
Ilustrasi hukuman mati. Arab Saudi telah mengeksekusi massal 81 orang karena melakukan kejahatan. /Pixabay/Philippfalkenhagen/

JURNAL PALOPO - Arab Saudi telah melampaui rekor eksekusi massal pada Januari 1980.

Saat itu, Arab Saudi mengeksekusi 61 orang yang dihukum karena mencoba merebut Masjidil Haram di Mekah pada 1979.

Tahun ini, Arab Saudi telah mengeksekusi 81 orang karena pelanggaran teror dan kejahatan kekerasan lainnya.

Baca Juga: Kemenangan atas Madura United Jadi Kado Ulang Tahun Persib Bandung Ke-89 Tahun

Ini menjadi eksekusi massal terbesar dalam sejarah modern kerajaan Arab Saudi.

Ini dianggap sebagai serangan militan terburuk yang menargetkan kerajaan dan situs paling suci Islam.

Eksekusi dilakukan hari ini, 13 Maret 2022 waktu setempat. Tidak jelas mengapa kerajaan memilih hari ini ketika perhatian dunia terfokus pada perang Rusia di Ukraina.

Tetapi, yang pasti eksekusi juga dilakukan karena AS berharap harga minyak bisa turun setelah mencapai rekor tertinggi karena harga energi melonjak di seluruh dunia.

Baca Juga: Sah, Rusia Umumkan Konvoi Pengiriman Senjata ke Ukraina Boleh Dihancurkan, Konsekuensi Tanggung Sendiri

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson diperkirakan akan mengunjungi Arab Saudi minggu depan karena harga minyak juga.

Jumlah kasus hukuman mati yang dilakukan di Arab Saudi telah menurun selama pandemi virus corona.

Namun, kerajaan terus memberlakukan hukuman mati kepada narapidana di bawah Raja Salman dan putra mahkota, Mohammed bin Salman.

Dilansir dari Saudi Press Agency mereka dihukum karena berbagai kejahatan, termasuk pembunuhan pria, wanita dan anak-anak yang tidak bersalah.

Baca Juga: 4 Zodiak yang Sulit Membuka Diri untuk Menikah, Anda Termasuk?

Kerajaan juga mengatakan beberapa dari mereka yang dieksekusi adalah anggota al-Qaeda, ISIS dan juga pendukung pemberontak Houthi Yaman.

Koalisi yang dipimpin Saudi telah memerangi Houthi yang didukung Iran sejak 2015 di negara tetangga Yaman.

Ini dilakukan sebagai upaya untuk mengembalikan pemerintah yang diakui secara internasional ke tampuk kekuasaan.

Mereka yang dieksekusi termasuk 73 warga Saudi, tujuh warga Yaman dan satu warga Suriah.

Baca Juga: Kemiskinan Berdampak Bagi Kesehatan? Simak Ulasan Lengkapnya Disini

Laporan itu tidak mengatakan di mana lokasi dan bagaimana para tahanan dieksekusi, tetapi yang pasti para terpidana mati biasanya dipenggal di Arab Saudi.

"Terdakwa diberikan hak untuk mendapatkan pengacara dan dijamin hak penuh mereka di bawah hukum Saudi selama proses peradilan," lapor badan pers Saudi.

"Mereka bersalah melakukan beberapa kejahatan keji yang menyebabkan sejumlah besar warga sipil dan petugas penegak hukum tewas."

Kerajaan akan terus mengambil sikap tegas terhadap terorisme dan ideologi ekstremis yang mengancam stabilitas seluruh dunia.

Baca Juga: Susah Move On? Cek Alasannya melalui Zodiak Anda: Libra Suka di Zona Nyaman, Libra Keras Kepala

Media tv pemerintah Saudi menggambarkan mereka yang dieksekusi sebagai 'pengikut setan' dalam melakukan kejahatan.

Eksekusi langsung menuai kecaman internasional, termasuk dari kelompok advokasi Reprive yang berbasis di London.

"Dunia seharusnya tahu sekarang bahwa ketika Mohammed bin Salman menjanjikan reformasi, pertumpahan darah pasti akan terjadi," kata Soraya Bauwens Wakil direktur Reprive.

Ali Adibusi, direktur organisasi hak asasi manusia (HAM) Eropa Saudi, menuduh bahwa beberapa dari mereka yang dieksekusi telah disiksa dan menghadapi persidangan secara rahasia.

Baca Juga: Punya Manfaat Lebih dari yang Lainnya, Ini 14 Sayuran Paling Padat Nutrisi

Ali Adibusi bahkan mengatakan eksekusi ini adalah kebalikan dari keadilan.

Eksekusi massal terakhir terjadi pada Januari 2016, ketika kerajaan mengeksekusi 47 orang, termasuk seorang ulama Syiah, oposisi yang menggalang demonstrasi di kerajaan.

Pada 2019, kerajaan memenggal 37 warga Saudi, kebanyakan dari mereka minoritas Syiah karena dugaan kejahatan terkait terorisme.

Mereka yang telah dieksekusi, tubuh dan kepala yang terpenggal akan dipaku di sebuah tiang sebagai peringatan bagi orang lain.

Baca Juga: Tekan Bali United, Persib Bandung Termotivasi Kalahkan Madura United

Penyaliban seperti itu setelah eksekusi meskipun jarang, tetapi memang terjadi di kerajaan.

Kaum Syiah, yang tinggal terutama di bagian timur kerajaan telah lama mengeluh diperlakukan sebagai warga negara kelas dua.

Eksekusi terhadap kaum Syiah di masa lalu telah memicu kerusuhan regional.

Sementara itu, Arab Saudi tetap terlibat dalam pembicaraan diplomatik dengan negara Syiah, Iran untuk mencoba meredakan ketegangan selama bertahun-tahun.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Metro

Tags

Terkini

Terpopuler