Sah, Rusia Umumkan Konvoi Pengiriman Senjata ke Ukraina Boleh Dihancurkan, Konsekuensi Tanggung Sendiri

13 Maret 2022, 15:02 WIB
Konvoi pasukan Rusia saat invasi ke Ukraina.* /Reuters/

JURNAL PALOPO - Rusia yang tidak ingin diganggu mengancam NATO dan lainnya yang mengirimkan senjata ke Ukraina.

Konvoi pengirimam senjata ini akan menjadi target yang sah untuk dihancurkan dalam eskalasi ketegangan baru yang berbahaya.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov mengingatkan hal ini dimana negara-negara seperti Inggris, Jerman dan Amerika Serikat bersiap mengirimkan ribuan rudal anti-tank dan anti-pesawat ke Kyiv.

Baca Juga: Kemiskinan Berdampak Bagi Kesehatan? Simak Ulasan Lengkapnya Disini

"Kami memperingatkan AS bahwa pemompaan senjata ... bukan hanya langkah berbahaya, itu adalah langkah yang mengubah konvoi ini menjadi target yang sah," kata Ryabkov kepada tv pemerintah dikutip dari Warzone.

Ryabkov juga memperingatkan akan konsekuensi jika transfer senjata ke Ukraina masih tetap dilakukan.

Sejauh ini, pengiriman senjata ke Ukraina berlangsung tanpa banyak gangguan.

Pengiriman senjata ini mayoritas dilakukan lewat jalan darat, tetapi beberapa juga diangkut menggunakan pesawat.

Baca Juga: Susah Move On? Cek Alasannya melalui Zodiak Anda: Libra Suka di Zona Nyaman, Libra Keras Kepala

Pejabat AS dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky sebelumnya mrngatakan bahwa jalur pasokan ini tetap terbuka.

Dalam beberapa hari terakhir, pengiriman telah dipercepat karena adanya kekhawatiran bahwa Rusia dapat segera bergerak untuk lebih aktif melarang pengiriman. 

Senjata anti-tank dan anti-pesawat yang ditembakkan dari bahu memiliki daya hancur yang cukup merusak militer Rusia.

Belum diketahui bagaimana Rusia dapat menargetkan konvoi ini karena tidak hanya membutuhkan intelijen yang tepat, tetapi juga kemampuan untuk bertindak cepat.

Baca Juga: Punya Manfaat Lebih dari yang Lainnya, Ini 14 Sayuran Paling Padat Nutrisi

Kekuatan udara Rusia telah sedikit berkurang dari yang diperkirakan sebelumnya karena militer secara keseluruhan memiliki kehadiran yang sangat terbatas.

Seperti di bagian barat Ukraina tempat pengiriman berasal, hampir tidak ada tentara Rusia yang menginvasi tempat tersebut.

Tetapi, Rusia dapat masuk lebih jauh ke arah barat dengan mempertaruhkan pesawat atau pasukan operasi khusus jika itu sepadan dengan imbalannya.

Satu-satunya pilihan yang dimiliki Rusia untuk menyerang pengiriman ini adalah melalui negara tetangga.

Baca Juga: Tekan Bali United, Persib Bandung Termotivasi Kalahkan Madura United

Meski begitu, kemungkinan hal ini dilakukan sangat kecil karena akan memicu konfrontasi langsung dengan NATO yang dapat menyeret mereka ke dalam konflik yang jauh lebih luas.

Volodymyr Zelenskiy, mengungkapkan bahwa setidaknya 1.300 tentara negaranya telah tewas dalam konflik sejauh ini.

Sementara dari pihak Rusia, Ukraina telah mengklaim telah membunuh sekitar 12.000 tentara.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: The Guardian The War Zone

Tags

Terkini

Terpopuler