Kyiv Kebanjiran Bantuan, dari Gaji Presiden hingga Cryptocurrency Mengalir ke Ukraina

2 Maret 2022, 14:52 WIB
Responden pertama Ukraina berdiri di dekat kendaraan yang rusak, di lokasi pertempuran dengan pasukan Rusia, setelah Rusia melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina 26 Februari 2022. /Valentyn Ogirenko/Reuters

JURNAL PALOPO -  Ukraina kebanjiran bantuan dari seluruh dunia setelah dimulainya invasi Rusia pada 24 Februari 2022.

Sebuah perusahaan yang melacak transaksi cryptocurrency mengatakan $33,8 juta atau setara Rp474,8 miliar disumbangkan ke pemerintah lembaga non-pemerintah Ukraina.

Sumbangan ini dalam bentuk mata uang digital. Kepala Ilmuwan Tom Robinson dari Elliptic mengatakan sebagian besar donasi hingga saat ini berupa bitcoin dan eter.

Baca Juga: Zelensky Salahkan NATO dan Sebut Perundingan dengan Rusia Sia-sia, Invasi Masih Tetap Berlanjut

Beberapa orang juga mengirim token yang tidak dapat dipertukarkan, atau NFT, ke akun ethereum pemerintah Ukraina.

Ukraina mengeluarkan permohonan untuk kontribusi di Twitter minggu lalu.

Hingga saat ini, ethereum telah menerima 30.000 donasi, termasuk $5,8 juta (sekitar Rp83 miliar) dari Gavin Wood, programmer Inggris yang ikut mendirikan ethereum.

Ada juga beberapa sumbangan lain lebih dari $ 1 juta yang tidak bisa disebutkan satu-satu.

Baca Juga: Lirik Lagu Chasing Pavements Milik Adele, Cocok untuk Anda yang Bimbang akan Cinta

Elliptic juga memperingatkan scammers yang menipu pemegang cryptocurrency yang ingin menyumbang untuk tujuan Ukraina.

Selain itu, Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen mengatakan pada Rabu bahwa dia, Wakil Presiden, William Lai dan Perdana Menteri, Su Tseng-chang masing-masing akan menyumbangkan gaji satu bulan untuk upaya bantuan kemanusiaan bagi Ukraina.

Perang tersebut telah menimbulkan simpati luas di Taiwan untuk rakyat Ukraina, karena ancaman yang dikatakan pulau itu dihadapi setiap hari dari tetangga raksasa China.

Beijing memandang Taiwan sebagai wilayahnya sendiri dan telah meningkatkan tekanan militernya untuk menegaskan klaim tersebut.

Baca Juga: Gulung Persija Jakarta, Persib Bandung Geser Arema FC

Pemerintah Taiwan minggu ini mengirimkan bantuan gelombang pertama dalam bentuk 27 ton pasokan medis.

Kementerian Luar Negeri akan memberikan rincian rekening bank yang dibentuk oleh Asosiasi Bantuan Bencana Taiwan untuk sumbangan bantuan Ukraina.

Sementara negara-negara NATO mengirimkan bantuan kemanusian serta perangkat militer ke Ukraina untuk memerangi Rusia.

Bulgaria mengirimkan 30 unit pesawat tempur, Polandia 28 unit dan Slovakia 12 unit.

Baca Juga: Miris! Ratusan Pengungsi Ukraina Tiba di Berlin Setelah Kabur dari Perang, Begini Kondisinya

Finlandia pada hari senin mengumumkan akan mengirimkan 2.500 senapan serbu, amunisi, 1.500 anti-tank dan 70.000 paket ransum ke Ukraina.

Swedia juga menyiapkan senjata besar dan paket bantuan dengan rincian 135.000 ransum lapangan, 5.000 helm, pelindung tubuh dan 5.000 senjata anti-tank.

Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly menuju ke Polandia pada Selasa untuk mengoordinasikan pengiriman 100 peluncur roket anti-armor Carl Gustaf, bersama dengan 2.000 amunisi dan bantuan lainnya.

Kanselir Jerman, Olaf Scholz mengumumkan bahwa dia mengirim 1.000 senjata anti-tank dan 500 rudal Stinger ke Ukraina.

Baca Juga: Situs Bisnis Rusia Diserang, Pemilik Diintimidasi Untuk Turun ke Jalan Menentang Putin

Presiden Amerika, Joe Biden juga memerintahkan pelepasan senjata senilai hingga $350 juta (sekitar Rp5,3 trilliun) dari stok AS ke Ukraina pada hari Jumat.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: AP News Politico Reuters Kyivpost.com

Tags

Terkini

Terpopuler