Situs Bisnis Rusia Diserang, Pemilik Diintimidasi Untuk Turun ke Jalan Menentang Putin

2 Maret 2022, 09:33 WIB
Ilustrasi / Unjuk rasa tolak perang Ukraina vs Rusia. /Luis Cortes / Reuters/

JURNAL PALOPO - Beberapa waktu lalumengumumkan serangan siber besar-besaran terhadap situs domain Rusia.

Walikota Moskow, Sergei Sobyanin mengatakan serangan informasi terbesar dalam sejarah Rusia ini menyasar bisnis ibukota.

Serangan ini kebanyakan berasal dari luar negeri, salah satunya dari kelompok Anonymoys yang menyatakan perang terhadap pemerintah Rusia.

Baca Juga: Tidak Seperti NATO, Negara-negara Islam Pilih Diplomasi daripada Mengirim Senjata untuk Konflik Rusia-Ukraina

"Situs web restoran, toko, hotel, dan perusahaan lain yang tidak mendukung seruan yang mendukung Ukraina dibombardir dengan ancaman, pemalsuan, dan keluhan," kata Sergei Sobyanin dikutip dari ria.ru.

Bahkan kata Sobyanin, kepala dan pemilik perusahaan diberi mimpi buruk, mereka diancam dengan kekerasan dan pembunuhan.

"Sebagian besar informasi ini mengalir datang dari luar negeri, oleh bot. Ada serangan DDoS terus menerus di situs-situs organisasi dan institusi," tulis Sobyanin di blognya.

Menurutnya, peretas membobol situs web lalu menelepon warga dan mendesak mereka untuk turun ke jalan mendukung Ukraina.

Baca Juga: Imbas Serangan ke Ukraina, Klub Sepak Bola Asal Jerman Putus Kontrak Sponsor asal Rusia

Walikota mendesak untuk tidak menyerah pada slogan-slogan provokator dan mengatakan bahwa upaya untuk mengatur kerusuhan akan ditekan.

"Kami tidak takut pada musuh eksternal ketika kami bersatu. Mereka mencoba memecah belah kami, menentang, menggoyahkan kami. Tidak akan ada hasilnya," katanya.

Sobyanin menekankan bahwa pihak berwenang akan melakukan segala yang diperlukan untuk fungsi normal kota dan perlindungan Moskow.

"Moskow telah mengalami masa-masa sulit berkali-kali dalam sejarahnya dan selalu menang. Kali ini akan sama," pungkas Sobyanin.

Baca Juga: Efek Konflik Rusia-Ukraina, Abramovich akan Jual Chelsea Minggu Ini, yang Punya Kelebihan Uang Boleh Merapat

Pada tanggal 24 Februari, Presiden Rusia, Vladimir Putin melancarkan operasi khusus militer ke Ukraina dengan dalih demiliterisasi dan denazifikasi.

Putin menyebut tujuannya adalah memberi perlindungan kepada orang-orang yang telah menjadi sasaran intimidasi dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun.

Putin juga menekankan bahwa militer Rusia tidak akan mungkin melakukan pendudukan Ukraina.

Menurut Kementerian Pertahanan, pasukan Rusia hanya menyerang infrastruktur militer dan pasukan Ukraina yang melawan, tidak ada yang mengancam penduduk sipil.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: ria.ru

Tags

Terkini

Terpopuler