Nato Bantu Ukraina, Presiden Belarusia Sebut AS Pihak Paling Diuntungkan Dalam Konflik Rusia-Ukraina

27 Februari 2022, 19:27 WIB
Presiden Belarusia, Aleksandr Lukashenko sebut Amerika Serikat jadi pihak yang paling diuntungkan dalam konflik Rusia-Ukraina /Reuters/Shamil Zumatov

JURNAL PALOPO - Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) diuntungkan dari konflik Rusia-Ukraina.

"Amerika adalah satu-satunya penerima manfaat dari apa yang terjadi di sini," kata Lukashenko dikutip dari Ria Novosti.

Alasan Lukashenko menyebut demikian adalah karena Amerika punya kesempatan menyingkirkan pesaingnya di Eropa.

Baca Juga: Statistik Persib Bandung Hingga Pekan 27, Cetak 15 Clean Sheet dan 56 Kartu Kuning

Seperti diketahui, Rusia dan China merupakan pesaing utama Amerika dalam berbagai hal seperti ekonomi dan teknologi.

"Amerika Serikat sedang mencoba untuk menyingkirkan pesaing dalam menghadapi Federasi Rusia dan China," kata Lukashenko dalam pidatonya pada hari Minggu, 27 Februari.

Sebelumnya, Lukashenko mengatakan bahwa tindakan Ukraina sebenarnya dapat mendorong Belarusia memulai operasi khusus sendiri untuk melindungi warganya.

Sementara itu, Negara-negara Aliansi (NATO) akan mengirim senjata, amunisi, sistem pertahanan udara dan peralatan militer lainnya ke Ukraina.

Baca Juga: Rusia Siap Berunding, Zelensky Justru Menolak, Katanya Ukraina Harus Menyerah Dulu

NATO memutuskan untuk memberikan bantuan militer kepada Ukraina setelah Rusia melakukan operasi militer.

Hal ini dimuat dalam sebuah pernyataan Aliansi, yang dipublikasikan di media sosial Facebook.

"Sekutu telah mengirim atau menyetujui bantuan militer seperti senjata, amunisi dan rudal, termasuk peralatan pertahanan udara dan anti-tank," dikutip dari pernyataan NATO di halaman Facebook mereka.

Selain itu, blok militer juga sedang mempersiapkan dukungan keuangan dan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Ukraina.

Baca Juga: Adu Statistik Duo Asing Persib Bandung: David da Silva Mengkilat, Bruno Cantanhede Kian Terbenam

"NATO telah memberikan dukungan selama bertahun-tahun sehingga Ukraina dapat membela diri. Kami akan terus melakukan ini dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama," sambung pernyataan tersebut.

Untuk mendukung militer, pihak berwenang Ukraina membebaskan tahanan yang punya latqr belakang militer untuk berpartisipasi dalam pertempuran.

"Mantan prajurit yang telah menyatakan keinginan untuk membela negara selama darurat militer dibebaskan dari tempat-tempat perampasan kebebasan dan pusat-pusat penahanan pra-ajudikasi," kata Andriy Sinyuk, jaksa dari Kejaksaan Agung kepada Hromadske TV.

Meski konflik saat ini sedang dalam proses untuk negosiasi, tetapi setidaknya Ukraina telah bersiap untuk segala kemungkinan.

Baca Juga: Resep Kacang Thailand, Cemilan Pas Saat Nongkrong Bareng Kelurga

"Kita berbicara tentang sejumlah besar orang yang ditahan dan sudah menjalani hukuman di seluruh negeri," kata Sinyuk. 

Presiden Rusia Vladimir Putin pada pagi 24 Februari waktu setempat mengumumkan dimulainya operasi militer khusus untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.

Sebagai tanggapan atas tindakan Moskow, negara-negara barat mengumumkan sanksi baru untuk meruntuhkan ekonomi Rusia.

Sasaran dari sanksi ini adalah pejabat, lembaga keuangan hingga perusahaan milik negara Rusia.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: RIA Novosti RT News Norosinform Lenta.ru

Tags

Terkini

Terpopuler