Taliban Buat Aturan Pakai Burqa Lengkap dengan Warna, Wanita Afghanistan Protes

27 Januari 2022, 19:21 WIB
Taliban kini tetapkan warna burqa, wanita Afghanistan lakukan protes /STRINGER/REUTERS

JURNAL PALOPO- Taliban kena protes wanita Afghanistan, terkait aturan yang mengharuskan memakai burqa. 

Sejak ambil alih Afghanistan, sejumlah aturan baru yang diciptakan Taliban justru memicu kontroversi warga. 

Khususnya wanita Afghanistan, yang merasa paling banyak aturan diberikan oleh Taliban, mulai dari hobby hingga cara berpakaian, termasuk burqa. 

Baca Juga: Tak Kunjung Dapatkan Pengakuan Dunia Internasional di Afganistan, Taliban Mulai Putus Asa

Sebelumnya Taliban diketahui mengeluarkan aturan keras kepada wanita Afghanistan untuk memakai Burqa (kerudung yang menutupi seluruh wajah). 

Aturan tersebut mendapat protes dari sejumlah wanita Afghanistan terkait kampanye poster yang diluncurkan oleh Taliban, dengan mendorong wanita untuk mengenakan Burqa atau jilbab.

Dikutip dari Al-Jazeera, Kementerian Afghanistan, untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan, penerapan aturan itu miliki tujuan tertentu. 

Menempel poster di kafe dan toko di Kabul, awal bulan ini untuk mendorong pemakaian burqa, kerudung seluruh tubuh yang juga menutupi wajah.

Baca Juga: Buya Yahya Ungkap Ciri Orang Sombong yang Sebenarnya, Bukan yang Sering Pakai Barang Mahal

Namun hal tersebut menurutnya tidak ada atau pihaknya tidak mengeluarkan arahan secara resmi. 

Taliban sendiri membuat pernyataan di poster untuk memakai burqa, mengikut sertakan dengan hukum Syariah, lengkap dengan warna pakaian yakni Hitam dan Biru gelap. 

"Menurut hukum Syariah, seorang wanita Muslim harus mengamati jilbab," Dilansir Jurnal Palopo dari Al-Jazeera

Padahal pada dasarnya wanita Afghanistan yang memang selama ini menggunakan burqa sangat jarang menggunakan warna hitam melainkan biru, putih dan abu-abu. 

Baca Juga: Pasukan Taliban Ringkus 4 Orang Anggota ISIS, yang Menyerang Masyarakat Sipil di Pasar Sayur

Namun dengan adanya aturan yang baru dibuat oleh Taliban, sejumlah wanita Afghanistan menganggap hal tersebut melanggar kebebasan berekspresi. 

"Sebagai perempuan Afghanistan, kami tahu hak dan kewajiban agama kami," Tutur Jamilah Afghani, seorang aktivis hak-hak perempuan dan mantan wakil menteri tenaga kerja dan urusan sosial.

Jamilah Afghani justru meminta kepada pemerintah Taliban, untuk lebih memperhatikan krisis ekonomi yang terjadi, dari pada masalah aturan burqa.

"Mereka seharusnya sibuk mengerjakan hal-hal yang lebih penting daripada pakaian wanita, terlebih lagi kebanyakan wanita sudah memakai cadar tradisional (selendang atau jilbab), jadi mengapa ini harus dipermasalahkan," tutupnya.***

Baca Juga: Wanita Ikonik Sampul Majalah National Geographic Dievakuasi dari Afghanistan

Editor: Naswandi

Tags

Terkini

Terpopuler