Jadi, menurut Buya apa yang seseorang tonton dan kagumi itu bisa jadi referensi budayanya. Seorang muslim yang memiliki iman, maka dia tahu dan mempunyai batasan apa yang harus dia ikuti dan tidak ikuti menurut syariat Islam.
“Jika bukan dari akal yang beriman maka liar, tidak ada rambu-rambunya. Maka muncul budaya-budaya yang tidak Islami,” ucap Buya.
Buya Yahya bukan hanya membicarakan terkait budaya yang ditampilkan dari K-pop tetapi juga dengan budaya lainnya yang tidak mencerminkan budaya Islam.
Menurutnya sesuatu yang ditonton oleh umat muslim harus disertai dengan batasan-batasan.
Harus tau memilih mana yang benar serta harus diikuti dan mana yang tidak benar serta harus dijauhi sesuai dengan syariat Islam.
“Jadi Anda punya rambu-rambu terserah karena kita tidak mengomentari ini saja (K-pop). Umat Islam harus punya pendirian dong, dia membangun jiwa Anda menuju kemuliaan atau tidak, membangun akhlak Anda atau tidak, ya selesai di situ,” kata Buya Yahya.
“Kalau yang lainnya tidak sesuai ya jangan diikuti. Ituka ada urusannya dengan iman,” lanjutnya.
Buya Yahya menegaskan sekali lagi bahwa seorang muslim harus mempunyai pendirian dan batasan-batasan terkait hal yang disukai.