Dengan gigih, sebagaimana kewajiban sebagai seorang mahasiswa peserta KKN, menerapkan metode pertani kepada warga.
Hebatnya lagi, Kasim membawa perubahan nyata bagi para warga sempat, dengan membuat jalan tani, hingga irigasi sawah, tanpa bantuan dari pemerintah.
Tiga bulan berlalu, penarikan peserta KKN tiba, namun Kasim memilih tetap tinggal di desa.
Seluruh temannya telah lulus dan wisuda, tetapi Kasim masih berada di desa tersebut, hingga 15 tahun.
Kasim membangun Waimital dengan penuh keikhlasan tanpa bantuan dari pihak manapun, sikap gotong royong masyarakat dibentuknya.
Hingga terlihat perubahan besar pada masyarakat dan wilayah tersebut, dari segi pertanian.
Kasim menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya, hingga dia diwisuda tanpa membuat skripsi.
Dia diberi gelar Insinyur Pertanian Istimewa dari IPB sebagai bentuk apresiasi terhadap apa yang telah dilakukan Kasim.