Awalnya semua tampak normal, namun setelah 30 menit berjalan jalan mulai sepi dan sangat dingin. Anta merasa wajar dan kebetulan jalur mereka lalui cukup mendaki mengarah ke kaki gunung merapi.
Ia baru merasa aneh saat perjalanannya cukup jauh dari pusat perkotaan. Lima kilo meter mendekati resort, mereka melalui sebuah desa yang terlihat padat penduduk, namun tidak ada kendaraan sama sekali.
Empat mpat kilo mendekati resort jalan semakin sunyi dan gelap. Meski padat penduduk, di kawasan itu tidak ada lampu penerangsn, Anta pun masih berpikir positif bahwa terjadi pemadaman.
Perjalanan dua sejoli tersebut semakin horor. Setiap 100 meter, ada kerumunan orang yang berbaris seperti patung di pinggir jalan dengan suasana gelap gulita.
Baca Juga: Ngamuk! Rumah Nikita Mirzani Diintai Sejumlah Pria Mengaku Wartawan dan Mahasiswa
Anta masih berpikir positif karena melihat mereka adalah nenek-nenek dan kakek-kakek. Merasa ada yang aneh, Anta memberitahu Hana terkait yang ia lihat.
Dua kilometer mendekati resort, mereka mengikuti alur sesuai GPS belok kiri. Ketika memasuki wilayah tersebut, benar-benar gelap gulita dan tidak ada rumah satupun. Bahkan asap tebal menutupi jalan mereka.
Asap tersebut berada di setiap titik tikungan, ketika berjalan lagi mereka mendapat seorang kakek-kakek kurus, pucat, memakai celana pendek dan agak menunduk.
Posisi kakek berada di tengah jalan dan lurus mengarah mereka. Anta dan Hana mulai berdebat setelah satu kilo mendekati resort tujuan.