JURNAL PALOPO- Kisah Seorang Putri yang Durhaka pada Ibunya, Simak Hingga Tuntas Legenda Batu Menangis.
Dahulu kala tinggallah seorang putri dan ibunya jauh di pelosok desa. Dia bernama putri Shorea dan ibunya bernama Enggar.
Keduanya hidup berkecukupan. Ibunya adalah seorang petani yang menanam sayuran untuk dijual ke pasar.
Baca Juga: Jangan Biarkan Bulu Sikat Gigi Keriting, Ini Cara Atasi Bau Mulut dengan Sikat Gigi Secara Berkala
Sementara anaknya, putri Shorea adalah seorang gadis yang sangat cantik. Namun kecantikan tidak dibarengi dengan akhlak yang baik.
Setiap hari dia hanya mampu bersolek dan berdandan dan tidak membantu ibunya.
Suatu hari ibu Enggar meminta anaknya untuk mengambilkan segelas air karena sangat haus.
Baca Juga: Jadi yang Terbaik di Dunia Soal Sistem Pendidikan, Ini Lima Hal yang Jadi Tolak Ukur Finlandia
Saat ditanya, putri Shorea hanya menjawab 'ambil saja sendiri, tidakkah ibu melihat saya sedang sibuk'.
Ibu Enggar yang mendengar hal tersebut kemudian pergi mengambil sendirinya.
Suatu hari putri Shorea memanggil ibunya. Ibu yang kaget langsung bergegas menuju Shorea.
Ibu Enggar mengira sesuatu yang gawat telah terjadi pada Shorea rupanya sisir yang Shorea pakai itu patah.
Shorea meminta kepada ibunya untuk membelikan sisir baru. Tidak hanya itu, dia juga meminta perhiasan baru.
Ibu Enggar nampak gelisah, dia kemudian membuka celengan yang selama ini dia tabung.
Tabungan tersebut adalah untuk keperluan sehari-hari namun untuk putri Shorea, apa pun dia lakukan.
Dia kemudian mendatangi putri Shorea dan mengajaknya ke pasar sembari menjual sayurannya di pasar. Putri Shorea pun sangat senang mendengar hal tersebut.
Dalam perjalanan, putri Shorea tidak mau membantu ibunya yang sangat kesusahan menggendong bakul sayuran.
Bahkan tanpa rasa iba, dia mengatakan kepada ibunya agar menjaga jarak. Ibu Enggar yang mendengar hal tersebut tentu sangat sedih.
Alasannya tidak lain karena sang anak malu karena ibunya tidak secantik dirinya.
Putri Shorea kemudian meminta uang untuk membeli sisir dan perhiasan yang diinginkan.
Baca Juga: Teori Liar Boruto Hari Ini: Code Taklukkan Sasuke dan Naruto, Tapi Akan KO Lewat 2 Shinobi Ini
Seorang pedagang toko memuji kecantikan putri Shorea. Pedagang tersebut kemudian bertanya apakah wanita yang membawa bakul sayuran itu adalah ibumu?
Putri Shorea menjawab bukan, dia bukan ibuku. Aku tak punya ibu seperti itu.
Ibu Enggar yang mendengar hal tersebut terkejut namun masih bisa memaafkannya.
Setelah membeli perhiasan dan sisir, putri Shorea dan ibu Enggar pulang ke rumah dan tetap berjaga jarak dengan ibunya.
Di tengah jalan, putri Shorea dan ibunya bertemu beberapa pemuda. Pemuda tersebut menggoda putri Shorea dan bertanya 'apakah itu adalah ibumu?'
Putri Shorea menjawab 'Dengar ya, ibuku lebih cantik daripada dia, dia bukan siapa-siapa'.
Mendengar hal itu, ibu Enggar sudah tak tahan. Dia kemudian berdoa kepada Tuhan untuk memohon keadilan.
Benar saja, langit tiba-tiba menghitam dan hujan pun turun. Putri Shorea merasa kakinya tidak bisa digerakkan.
Ternyata dia mulai membatu mulai dari kaki hingga ujung kepala. Dia kemudian meminta maaf pada ibunya sambil menangis.
Namun nasi sudah jadi bubur, putri Shorea terus menangis hingga batu tersebut mengeluarkan air mata.***