Cerita dan Profil Kurniawan Dwi Yulianto, Striker Legend Timnas yang Ditunjuk jadi Asisten Pelatih Como 1907

13 Januari 2022, 13:58 WIB
Kurniawan Dwi Yulianto, striker legend timnas Indonesia yang ditunjuk menjadi asisten pelatih Como 1907. /Instagram/kurniawanqana

JURNAL PALOPO - Siapa yang tidak kenal dengan Kurniawan Dwi Yulianto, legenda sepak bola Tanah Ai yang beberapa kali membela Timnas Indonesia saat pentas di kancah internasional.

Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Akurasi TV, Kurniawan Dwo Yulianto mengaku ditunjuk sebagai asisten pelatih klub Serie B Italia, Como 1907.

Kurniawan untuk saat ini sedang berada di Indonesia. Ia sementara sedang mengurus visa untuk bekerja di Italia.

Baca Juga: Persebaya Surabaya vs PSM Makassar, Empat Pemain Baru Bajul Ijo Siap Tuntaskan Dendam

Kurniawan saat ini masih berada di Indonesia. Mantan pelatih klub Malaysia, Sabah FC itu masih mengurus izin kerja untuk bekerja di Negeri Pizza.

"Work permit di Italia belum dikeluarin, jadi lagi nungguin," kata Kurniawan seperti dikutip Jurnal Palopo pada 13 Januari 2022.

Karena Como 1907 punya hubungan dengan Garuda Select, maka visa yang sedang diurus Kurniawan adalah untuk ke Inggris smebari menunggu work permit Italia keluar.

"Sambil nunggu, daripada gak ngapa-ngapain, jadi mungki diperbantukan dulu ke Garuda Select sambil nunggu work permit yang di Como-nya," ungkapnya.

Baca Juga: Siap Rengkuh Poin Penuh Demi Amankan Posisi, Sederet Catatan Persib 'Jinakkan' Bali United

Kurniawan Dwi Yulianto juga mengungkap perasaannya saat ditunjuk menjadi asisten pelatih Como 1907.

"Wah, gak kebayang..., gak pernah punya mimpi juga, ungkapnya.

Kurniawan sendiri mengaku sudah diminta menjadi asisten pelatih sejak tahun lalu, tetapi saat itu ia masih terikat dengan Sabah FC.

Hingga pada Desember 2021, kontrak Kurniawan berakhir di Sabah FC. Ia pun kembali menghubungi pihak Como.

Baca Juga: Bersandar pada Filososfi Warna di Jerseynya, Dewa United Surabaya Target Juara IBL Tokopedia 2022

"Alhamdulillah ternyata.. saya komunikasi lagi dan mereka masih memberikan kesempatan saya untuk bergabung dengan Como," ujar striker Timnas era 90-an ini.

Ia juga menceritakan alasan mengapa ia ingin menjadi asisten pelatih di Como. Kurniawan mengaku ingin belajar banyak tentang segala hal di Como.

Ia juga menargetkan mendapat rekomendasi dari Como untuk mengambil UEFA Pro. Ini pun disetujui pihak Como.

Kurniawan juga menceritakan pengalamanya sewaktu ia menjadi salah satu pesepakbola asal Indonesia yang bermain di Eropa.

Baca Juga: Inter Milan Tampar Juventus di Final, Barcelona Bukan Lagi Rival Sepadan Real Madrid

"Salah satu kenggulan mereka (Eropa) adalah para pemain muda sudah tahu value  mereka sebagai pesepakbola profesional," imbuhnya.

Menurut Kurniawan,  pesepakbola di Eropa tahu jika bermain sepak bola itu ada batasnya sehingga dari level junior hingga pro mereka selalu bekerja keras untuk mendapat penghasilan dari sepakbola.

Hal ini yang membuat sepakbola eropa lebih kompetitif dan sportif.

Kurniawan sewaktu pertama kali ke Eropa mengaku tidak pernah berpikir untuk menjadi pesepakbola profesional sejati. Ia ke Italia hanya untuk belajar sepakbola.

Baca Juga: Pelatih Persib Bandung Sanjung Bali United, Robert Rene Alberts: Mereka Tim Bagus, Tapi Kami Ingin Menang

Tetapi ketika tiba disana, ia sadar jika ia telah berkorban banyak sehingga membuatnya berpikir untuk bisa menghasilkan sesuatu dari sepakbola.

Ada begitu banyak yang didapat Kurniawan sejak meniti karir sepakbola di Eropa, dari kedisiplinan hingga hal-hal detail seperti ukuran sepatu yang benar.

Como saat ini bersaing di Serie B setelah promosi dari Serie C pada akhir musim lalu. Tim yang diarsiteki Giacomo Gattuso itu nangkring di posisi ke-11 dari 20 tim peserta kompetisi Serie B.

Klub berjuluk I Lariani itu diakuisisi Djarum Group pada akhir 2019. Como sempat bangkrut pada 2004 dan baru kembali bangkit pada 2017.

Baca Juga: DUEL 2 TIM ELIT LIGA 1: Persebaya Surabaya Usung Misi Balas Dendam, PSM Makassar Punya 2 Senjata Rahasia

Kurniawan Dwi Yulianto lahir di Magelang pada 13 Juli 1976. Ia merupakan salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.

Gelar itu bukannya tanpa alasan, Kurniawan adalah salah satu dari sedikit pemain Indonesia yang pernah bermain di Eropa.

Pada awal karirrnya dia sempat bermain di tim remaja Sampdoria sebelum kemudian pindah ke FC Luzern di Swiss akibat masalah dengan PSSI.

Pemain yang dijuluki "Kurus" karena posturnya yang kecil ini lalu kembali ke Indonesia dan bermain di Liga Indonesia.

Baca Juga: PSIS Semarang Tak Turunkan Si Plontos hingga 15 Laga, Bruno Silva: Apa gunanya Semua Kesetiaanku, Tidak Adil

Total ada 12 tim Liga Indonesia yang pernah dibela Kurniawan yaitu PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, PS Pelita Bakrie, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, PSS Sleman, Persitara Jakarta Utara, Pro Duta FC, Persisam Samarinda, Persela Lamongan, PSMS Medan, Tangerang Wolves FC, PPSM Magelang, dan Persipon Pontianak.

Pada 2005, Kurniawan sempat bergabugn dengan tim asal Malaysia, Sarawak FC. Bersama Sarawak FC, Si Kurus hanya bermain selama satu musim.

Pada level Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto berhasil mengantarkan Indonesia menjadi runner up Piala Tiger 2004.

Saat ini Kurniawan adalah pencetak gol terbanyak kedua dalam timnas sepak bola Indonesia dengan 31 gol setelah Bambang Pamungkas (34 gol).

Baca Juga: POPULER LIGA 1: Laga Reuni Para Mantan, Bayangan Misterius Diantara Foto Bruno, Menanti Gol Indah Mebrahtu

Karier kepelatihan Kurniawan dimulai ketika menjadi asisten Timnas pada 2018. Kemudian pada awal 2021, KDY resmi direkrut oleh tim Liga Super Malaysia, Sabah FA.

Namun sayang, penampilan buruk Sabah FA membuatnya dipecat pada Agustus 2021. Bersam Sabah FA, Kurniawan memimpin tim dalam 31 laga dengan raihan 6x menang, 10x imbang, dan 15x kalah.***

Editor: Gunawan Bahruddin

Sumber: Berita DIY

Tags

Terkini

Terpopuler