1 Negara ASEAN Masuk Daftar 10 Negara yang Melakukan Match Fixing Terbanyak di 2022, Nomor 1 Gak Nyangka...

- 25 Maret 2023, 20:39 WIB
Ilustrasi match fixing, 1 negara di Asia Tenggara masuk daftar 10 negra yang melakukan match fixing terbanyak di tahun 2022.
Ilustrasi match fixing, 1 negara di Asia Tenggara masuk daftar 10 negra yang melakukan match fixing terbanyak di tahun 2022. /karolina grabowska/Pexels

JURNALPALOPO.com - Baru-baru ini, sebuah perusahaan olahraga, Sportradar menerbitkan laporan spesifik tentang 10 negara teratas dengan pertandingan match fixing yang paling dicurigai pada tahun 2022.

Dua diantara kesepuluh negara tersebut ada di Asia bahkan salah satunya berasal dari Asia Tenggara.

Untuk yang belum tahu apa itu match fixing, ini adalah cara atau pengaturan sebuah pertandingan untuk memunculkan skor atau hasil yang diinginkan.

Baca Juga: Perjalanan Karir Yance Sayuri, Dari Liga 3 Hingga ke Timnas, Wajib Berterimakasih ke PSM Makassar

Sederhananya match fixing adalah cara curang dalam sebuah pertandingan olahraga.

Tidak hanya di sepak bola, match fixing juga terdapat pada bulu tangkis, bola basket, atau jenis olahraga lainnya.

Kembali ke soal 10 negara yang terindikasi melakukan match fixing, dua negara dari Asia yang diduga melakukan hal tersebut adalah China dan Thailand.

Thailand dan China dinobatkan sebagai dua negara dalam daftar 10 negara dengan jumlah pertandingan sepak bola curang yang dicurigai pada tahun 2022.

Baca Juga: Pilih Klub Rival, Marko Simic Balik ke Indonesia Buat Balas Dendam? Faktanya Begini

Menurut laporan Sportradar dikutip dari Thethao247.vn, Brasil menduduki puncak daftar dengan 152 pertandingan yang dicurigai sebagai match-fixing.

Menyusul di posisi kedua adalah Rusia dengan 92 pertandingan.

Kemudian secara berturut-turut disusul Republik Ceko (56 pertandingan), Kazakhstan (43 pertandingan), Cina (41 pertandingan), Yunani (40 pertandingan), Argentina (39 pertandingan), Filipina (37 pertandingan), Polandia (36 pertandingan).

Daftar tersebut ditutup Thailand yang berada di peringkat ke-10 dengan 35 pertandingan yang diduga melakukan match-fixing.

Baca Juga: Kekayaan Prilly Latuconsina Disorot Netizen, Setelah Artis Perempuan Inisial P Terlibat Pencucian Uang

Berkat penerapan teknologi AI (Artificial Intelligence), unit ini memiliki statistik bahwa jumlah pertandingan yang dicurigai dalam olahraga meningkat sebesar 34 persen dibandingkan tahun 2021.

Lebih lanjut Sportradar mengungkapkan bahwa untuk mendapatkan laporan ini, mereka harus memantau 850.000 pertandingan di lebih dari 70 cabang olahraga di seluruh dunia.

Mereka mendeteksi 1.212 pertandingan mencurigakan di 12 cabang olahraga di 92 negara yang diidentifikasi pada 2022.

Pada tahun 2022, sepak bola menjadi olahraga dengan jumlah pertandingan yang dicurigai melakukan match fixing tertinggi di dunia.

Baca Juga: Bikin Salfok! Marko Simic Tampil 50 Kali Sebagai Bek Tengah, Pernah Duel dengan Ibrahimovic dan Drogba

Sebanyak 775 pertandingan yang diduga melakukan match fixing, terhitung 63,9 persen menurut statistik Sportradar.

Diketahui bahwa sebagian besar pertandingan tersebut berasal dari sistem liga sepak bola tingkat rendah.

Berbicara tentang penerapan Teknologi AI dalam mendeteksi masalah match-fixing, Andreas Krannich, CEO Sportradar mengatakan mereka mengambil pendekatan yang lebih aktif untuk mendeteksi hal ini pada tahun 2022.

Dia juga mengungkapkan bahwa teknologi mereka sekarang memungkinkan pelacakan pertandingan yang lebih banyak pada tingkat yang lebih dalam.

Baca Juga: Warning untuk PSM Makassar !!! Persis Solo Bakal Borong Tiga Pemain Juku Eja, Satu Madura United

Ini akan memberikan wawasan yang lebih jelas dan lebih akurat dalam upaya melindungi acara olahraga dari hal-hal negatif.

"Kami menantikan lebih banyak dukungan dari federasi olahraga dan mitra penegak hukum pada tahun 2023," kata Andreas Krannich dikutip dari Thethao247.vn, Sabtu (25/3/2023).

Dengan bukti ini, organisasi olahraga terkemuka di negara-negara akan lebih menguntungkan dalam mengeluarkan sanksi terhadap orang dan entitas yang menipu olahraga dan melanggar hukum.

Di Indonesia sendiri pernah terjadi hal serupa bahkan menimpa Timnas Garuda.

Baca Juga: Persebaya Tertarik Datangkan Pemain Asal Korea Selatan Inisial S, Pernah Main di Premier League

Ini terjadi pada tahun 1962 yang melibatkan sejumlah punggawa Timnas Indonesia dalam kasus suap.

KONI yang saat itu masi bernama KOGOR melakukan investigasi dan menemukan 10 pemain Timnas terlibat dalam pengaturan skor.

Kesepuluh pemain tersebut adalah Pietje Timisela, Iljas Hadade, Omo Suratmo, Rukma Sudjana (kapten), Wowo Sunaryo, Sunarto, John Simon, Rasjid Dahlan, Manan, dan Andjiek Ali Nurdin.

Mereka melakukan match fixing saat melawan Malmoe (Swedia), Muangthai, Yugo (Yugoslavia) Selection, dan Republik Ceko.

Baca Juga: Beli Pemain Asing Ternyata Tidak Mudah, Begini Proses Pembelian di Bursa Transfer

Alhasil, kesepuluh pemain ini dijatuhi sanksi dilarang beraktivitas seumur hidup dalam sepak bola nasional.

Mereka juga dikeluarkan dari pelatnas Timnas Indonesia bentukan Asian Games 1962.***

Editor: Arini Binti Rabbi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x