Sebanyak 775 pertandingan yang diduga melakukan match fixing, terhitung 63,9 persen menurut statistik Sportradar.
Diketahui bahwa sebagian besar pertandingan tersebut berasal dari sistem liga sepak bola tingkat rendah.
Berbicara tentang penerapan Teknologi AI dalam mendeteksi masalah match-fixing, Andreas Krannich, CEO Sportradar mengatakan mereka mengambil pendekatan yang lebih aktif untuk mendeteksi hal ini pada tahun 2022.
Dia juga mengungkapkan bahwa teknologi mereka sekarang memungkinkan pelacakan pertandingan yang lebih banyak pada tingkat yang lebih dalam.
Baca Juga: Warning untuk PSM Makassar !!! Persis Solo Bakal Borong Tiga Pemain Juku Eja, Satu Madura United
Ini akan memberikan wawasan yang lebih jelas dan lebih akurat dalam upaya melindungi acara olahraga dari hal-hal negatif.
"Kami menantikan lebih banyak dukungan dari federasi olahraga dan mitra penegak hukum pada tahun 2023," kata Andreas Krannich dikutip dari Thethao247.vn, Sabtu (25/3/2023).
Dengan bukti ini, organisasi olahraga terkemuka di negara-negara akan lebih menguntungkan dalam mengeluarkan sanksi terhadap orang dan entitas yang menipu olahraga dan melanggar hukum.
Di Indonesia sendiri pernah terjadi hal serupa bahkan menimpa Timnas Garuda.
Baca Juga: Persebaya Tertarik Datangkan Pemain Asal Korea Selatan Inisial S, Pernah Main di Premier League