5 Alasan Gelar Juara Liga 1 akan Sangat Berkesan Jika Diraih PSM Makassar, yang Terakhir Paling Miris

- 22 Maret 2023, 20:45 WIB
5 alasan mengapa gelar yang bakal diraih PSM Makassar akan sangat berkesan.
5 alasan mengapa gelar yang bakal diraih PSM Makassar akan sangat berkesan. /Dok,. PSM Makassar/Ikobengkulu.com

JURNALPALOPO.com - PSM Makassar hanya membutuhkan satu kemenangan atau setidaknya dua hasil imbang untuk bisa menjadi juara Liga 1 2022/23.

Meski begitu, PSM Makassar bukannya tanpa saingan memburu gelar juara Liga 1 2022/23.

 

Ada Persib Bandung dan Persija Jakarta yang mengintai PSM Makassar meski kans untuk juara sangat tipis.

Baca Juga: Ramadhan Sananta, Striker Lokal PSM Makassar yang Bersanding dengan Pemain Asing dan Naturalisasi

Hingga pekan ke-31 Liga 1 2022/23, PSM Makassar berjarak 13 poin dari Persib dan 15 poin dari Persija.

Saat ini, PSM Makassar mengoleksi 69 poin dan meyisahkan tiga laga sebelum Liga 1 2022/23 berakhir.

Namun untuk kedua tim tersebut, Persib dan Persija masih memiliki lima laga sisa.

Adapun 3 pertandingan terakhir PSM Makassar yakni bertandang ke markas Madura United dan PSIS Semarang.

Baca Juga: Selebaran Misterius Muncul Jelang Pesta Juara PSM Makassar! Gubernur Sulawesi Selatan Disorot: Tena Siri Na

Lalu menutup Liga 1 2022/2023 dengan menjamu Borneo FC di Stadion BJ Habibie.

Kans Persija dan Persib semakin dipertipis karena keduanya akan bertemu disisa laga.

Keduanya akan saling menjatuhkan di pertemuan ini, dan siapapun yang kalah sudah tidak punya kesempatan mengejar PSM.

Salah satu dari kedua tim tidak boleh terpeleset untuk bisa menempel Juku Eja.

Baca Juga: Arema FC Dirumorkan Bakal Datangkan Dua Striker, Salah Satunya Mantan?

Sementara itu, jika PSM Makassar menjadi juara Liga 1 2022/23, ini akan sangat berkesan.

Setidaknya ada lima alasan mengapa hal ini sangat berkesan baik di tim maupun suporter dan masyarakat Sulsel pada umumnya.

1. Modal skuad murah dan muda

PSM Makassar di musim ini hampir tidak diperkuat pemain bintang.

Baca Juga: Perbandingan Penyerang PSM Makassar dengan Striker Persib Bandung, Ramadhan Sananta Lebih Murah, Tapi Tajam

Mereka lebih memilih pemain Liga 2 dan muda. Bahkan sejumlah jebolan akademi diorbitkan.

Para pemain yang usianya di bawah 20 tahun tidak hanya sekedar menjadi penghangat bangku cadangan.

Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares banyak memberikan kesempatan kepada pemain muda untuk menunjukkan kemampuannya.

Sebut saja Dzaky Asraf yang baru berusia 19 tahun, Ananda Raehan 18 tahun serta Ramadhan Sananta 20 tahun.

Baca Juga: Bupati Mamuju Yakin Toleransi Tetap Terjaga di Hari Raya Nyepi dan Awal Puasa Ramadhan

Dilansir dari Transfermarkt, PSM Makassar menempati posisi empat skuad termuda di Liga 1 2022/23.

Usai rata-rata pemain 24,6 tahun, dimana diawal musim, tidak ada pemain bintang yang didatangkan.

Ini terlihat dari harga pasaran klub yang hanya berada diurutan 11 di awal musim.

Nilai pasaran PSM hanya Rp63,01 miliar yang tentu sangat berbeda jauh dari tim-tim yang diprediksi juara.

Baca Juga: Laga Terakhir PSM Makassar, Pemprov Sulsel Dilarang Hadir, Kami Mau Nonton Bola Bukan dengar Kampanye

Namun sekarang, nilainya meningkat menjadi Rp82,13 miliar karena sejumlah pemain mengalami peningkatan harga pasaran.

Sekarang PSM berada diperingkat kelima dimana skuad termahal adalah Persija Jakarta dengan Rp101,51 miliar.

 

2. Tidak diperhitungkan di awal musim

Sebelum Liga 1 2022/23 dimulai, PSM Makassar sama sekali tidak masuk hitungan sebagai kandidat juara Liga 1.

Baca Juga: Bhayangkara Diprediksi Jegal Persib Bandung Kejar PSM Makassar, Berikut Datanya

Kebanyakan memprediksikan Persib Bandung, Persija Jakarta, Arema FC dan PSIS Semarang yang menjadi kandidat terkuat.

Alasannya tentu saja karena belanja pemainnya yang terbilang jor-joran.

Sementara PSM Makassar sebelum musim Liga 1 dimulai, selain kesulitan belanja, pemain yang didatangkan justru dari Liga 2 atau mempromosikan pemain akademi.

Ditambah lagi pada musim sebelumnya, PSM mencatat pencapaian terburuk sepanjang sejarah dengan hampir terdegradasi ke Liga 2.

Baca Juga: Skuad Garuda Dapat Amunisi Baru, Pemain Wolverhampton Wanderers Merapat

Sehingga sejumlah pengamat meprediksikan jika PSM akan degradasi musim ini. Semua anggapan tersebut dipatahkan manajemen dan pelatih kepala, Bernardo Tavares.

Dengan target hanya ingin lebih baik dari musim lalu, membuat pemain lebih enjoy dan tidak tertekan.

Pada akhirnya, PSM Makassar melampaui target dan muncul sebagai kuda hitam yang mampu melibas kandidat juara.

Sampai pada pekan ke-31, PSM baru mengalami dua kekalahan dan membuat Wiljan Pluim cs masih nyaman di puncak klasemen.

Baca Juga: Klub-klub Waspada, PSM Makassar Mulai Membajak Pemain, Ini yang Masuk Dalam Radar

3. Patahkan kutukan Liga 1

Sejak era Liga 1 Indonesia bergulir pada tahun 2017, tidak ada satu tim pun yang berstatus juara paruh musim yang keluar sebagai kampiun.

Ini semacam kutukan yang masih berlanjut paling tidak hingga Liga 1 musim 2021/2022.

Pada musim 2017, Madura United berstatus juara paruh musim namun yang juara justru Bhayangkara FC.

Di 2018, giliran Persib Bandung yang jawara paruh musim tetapi pada akhirnya Persijalah yang mengangkat piala.

Baca Juga: Persija Jakarta atau Persib Bandung! Ini Skema jika Ingin Jegal PSM Makassar Juara BRI Liga 1

Kutukan sempat terpatahkan pada tahun 2019 ketika Bali United keluar sebagai juara paruh musim dan juara di akhir liga.

Adapun pada tahun 2020, liga sempat terhenti akibat pandemi Covid-19.

Untuk 2021/22 Bhayangkara FC menjadi juara paruh musim, tetapi liga ditutup dengan keluarnya Bali United sebagai kampiun.

4. 22 Tahun puasa gelar liga

PSM Makassar menjadi tim dengan status tanpa gelar liga terlama di Indonesia.

Selama dua dekade lebih atau tepatnya 22 tahun PSM sama sekali tidak mengangkat trofi liga kasta tertinggi di Indonesia.

Pasukan Ramang terakhir kali menjadi kampiun kompetisi Liga Indonesia adalah pada musim 1999/2000. Peluang mengembalikan kejayaan PSM terbuka lebar saat ini.

5. Klub tanpa stadion

Dari empat poin di atas, poin kelima ini yang paling miris. Bagaimana tidak, PSM menyandang status sebagai klub sepakbola tertua di Indonesia yang masih bermain di kasta tertinggi.

Namun mereka harus terusir dari kota sendiri. Pasalnya, hingga detik ini PSM Makassar tak memiliki homebase yang bisa digunakan di Kota Makassar.

Stadion Mattoanging yang puluhan tahun menemani perjalanan PSM Makassar malah diruntuhkan pemerintah.

Pemerintah berdalih akan membangun stadion baru bertaraf internasional, namun sampai detik ini itu hanyalah sebuah janji manis Pemprov Sulsel.

 

Beruntung masih ada kepala daerah yang memperhatikan nasib miris PSM ini.

Meski dengan stadion seadanya, Pemkot Parepare menyediakan homebase buat PSM dan menjawab kerinduan para suporter kepada tim kebanggaan mereka.

Butuh waktu sekitar lima jam perjalanan dengan bus bagi PSM unti bisa bermain kandang.

Sesuatu yang sangat dramatis jika PSM Makassar keluar sebagai juara musim ini.***

Editor: Arini Binti Rabbi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x